REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pimpinan pusat (PP) Muhammadiyah melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan dan masjid di Jalan Laswi, Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Ahad (23/1/2022). Pembangunan rumah sakit yang akan dimulai itu merupakan milik Muhammadiyah yang ke-119 dari total rumah sakit yang telah berdiri.
Turut hadir pada acara tersebut Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Buya Syafii Maarif. Serta Muwaqif Fahmi Yendra. Selain itu terdapat tokoh-tokoh dan pejabat nasional yang hadir dalam acara seperti Agung Laksono, Fahri Hamzah.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan dan masjid merupakan perluasan program Muhammadiyah untuk menambah jumlah rumah sakit dan poliklinik di Indonesia. Sekaligus program untuk membangun sektor kesehatan.
"Pertama Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan ini bersama masjid merupakan wujud dari perluasan program Muhamadiyah untuk menambah jumlah rumah sakit menjadi 119 dan poliklinik rencana sampai 1.000 klinik di Indonesia," ujarnya seusai acara peletakan batu pertama rumah sakit, Ahad (23/1/2022).
Ia bersyukur sebab acara tersebut dapat dihadiri oleh Kapolri, Menko PMK, Gubernur Jawa Barat serta lainnya. Pihaknya terus berupaya mengembangkan rumah sakit yang memiliki lahan seluas 1,1 hektar tersebut. Pada lahan 0,6 hektare akan dibangun rumah sakit dengan 4 lantai seluas 5.200 meter persegi. Gedung utama memiliki nama H Nafli Munaf dan Masjid Nyi Ayu Rina Adjrijanti.
"Apa yang kami lakukan wujud dari ikhtiar Muhammadiyah sejak 1923 untuk membangun kesehatan. Kalau mencerdaskan kehidupan bangsa kami bergerak di bidang pendidikan, untuk kesehatan bangsa bergerak dengan poliklinik, rumah sakit dan Aisyiyah sampai pelayanan kesehatan," katanya.
Haedar mengungkapkan pemilihan lokasi pembangunan rumah sakit di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay karena di wilayah tersebut masih dibutuhkan pengembangan rumah sakit. Diharapkan keberadaannya dapat membantu masyarakat.
"Kenapa di Bandung Selatan, di sini sebagian dapat diinformasikan seperti disampaikan bupati masih perlu pengembangan rumah sakit. Maka dengan letak strategis ini insya Allah bisa membantu masyarakat," katanya.
Ia menambahkan pihaknya terus berupaya hadir di masyarakat sebab di Jawa Barat khususnya kawasan Selatan berada di kawasan dengan letak geografis yang relatif sulit. Pihaknya menargetkan pembangunan rumah sakit dengan menelan dana Rp 60 miliar dapat selesai satu tahun.
"Insya Allah satu tahun selesai dengan dana Rp 60 miliar," katanya. Pada rumah sakit tersebut akan terdapat fasilitas 6 poliklinik umum dan spesialis, layanan kebidanan dan kandungan, kegawatdaruratan, high care unit, radiologi, dan instalasi bedah dengan satu ruang operasi. Terdapat 21 kamar rawat inap dengan 54 tempat tidur dengan konfigurasi yaitu 1 kamar dengan 1, 2, 3 dan 5 tempat tidur.