Ahad 23 Jan 2022 16:30 WIB

CDC: Booster Pfizer dan Moderna Terbukti Efektif Lawan Omicron

Dosis booster 90 persen efektif untuk mencegah orang dirawat di rumah sakit.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Tiga studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membuktikan bahwa pemberian dosis penguat (booster) dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna sangat efektif dalam mencegah rawat inap terkait infeksi SARS-CoV-2 varian omicron.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Tiga studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membuktikan bahwa pemberian dosis penguat (booster) dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna sangat efektif dalam mencegah rawat inap terkait infeksi SARS-CoV-2 varian omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) membuktikan bahwa pemberian dosis penguat (booster) dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna sangat efektif dalam mencegah rawat inap terkait infeksi SARS-CoV-2 varian omicron. Dosis booster 90 persen efektif untuk mencegah orang dirawat di rumah sakit setelah mereka terinfeksi varian omicron.

Menurut data dari studi CDC, dosis tersebut juga 82 persen efektif untuk mencegah kunjungan gawat darurat dan perawatan darurat pada pasien omicron. "Ini benar-benar menunjukkan pentingnya mendapatkan dosis booster," kata Emma Accorsi dari CDC, salah satu penulis studi tersebut seperti dikutip laman Aljazirah, Ahad (23/1/2022).

Baca Juga

"Penduduk Amerika harus mendapatkan booster jika setidaknya lima bulan telah berlalu sejak mereka menyelesaikan seri premier Pfizer atau Moderna mereka, tetapi jutaan orang yang memenuhi syarat belum mendapatkannya," ujarnya menambahkan.

Studi pertama mengamati tingkat rawat inap dan ruang gawat darurat serta kunjungan pasien di pusat perawatan darurat di 10 negara bagian AS, dari Agustus hingga bulan ini. Ditemukan efektivitas vaksin yang terbaik setelah tiga dosis vaksin Pfizer atau Moderna disuntikan.

Perlindungan turun dari 94 persen selama gelombang varian delta menjadi 82 persen selama gelombang omicron. Perlindungan dari hanya dua dosis lebih rendah, terutama jika enam bulan telah berlalu sejak dosis kedua.

Para pejabat telah menekankan tujuan mencegah tidak hanya infeksi tetapi juga pada penyakit parah. Sementara itu studi kedua berfokus pada kasus Covid-19 dan tingkat kematian di 25 negara bagian AS dari awal April hingga akhir Desember.

Orang yang menerima booster memiliki perlindungan tertinggi terhadap infeksi virus corona, baik pada saat gelombang delta dan juga saat omicron. Kedua studi tersebut diterbitkan online oleh CDC.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement