Ahad 23 Jan 2022 19:59 WIB

Musim Hujan, Epidemiolog Minta Masyarakat Waspada DBD

Pada musim hujan kelangsungan hidup nyamuk Aedes Aegypti akan lebih lama

Red: Gita Amanda
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Permukiman warga di Gandaria, Jakarta Timur, Jumat (14/1/2022). Pengasapan yang dilakukan Puskesmas Pasar Rebo tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan permukiman.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Permukiman warga di Gandaria, Jakarta Timur, Jumat (14/1/2022). Pengasapan yang dilakukan Puskesmas Pasar Rebo tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan permukiman.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Yudhi Wibowo mengingatkan pemerintah daerah dan seluruh masyarakat untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan.

"Pada saat musim hujan seperti sekarang ini kelangsungan hidup nyamuk Aedes Aegypti akan lebih lama jika tingkat kelembaban tinggi, sehingga masyarakat perlu lebih waspada," katanya di Purwokerto, Banyumas, Ahad (23/1/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk sebagai upaya antisipasi penyakit DBD. Gerakan pemberantasan sarang nyamuk tersebut, kata dia, perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar ikut berperan serta menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah agar nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak.

"Peran aktif masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan perlu dilakukan, dengan harapan dapat mencegah nyamuk Aedes berkembang biak dan pada akhirnya menekan kasus penyakit demam berdarah," katanya.