Ahad 23 Jan 2022 21:16 WIB

Pertemuan G20 di Indonesia Menyesuaikan Perkembangan Kondisi Covid-19

Penyesuaian pertemuan G20 akan dilakukan pemerintah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Karyawan mengatur bendera nasional dan membuat persiapan terakhir sebelum para pemimpin dunia berkumpul untuk foto keluarga resmi pada hari pertama KTT G20 di pusat konvensi La Nuvola, di distrik EUR Roma, Italia, 30 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/LUDOVIC MARIN
Karyawan mengatur bendera nasional dan membuat persiapan terakhir sebelum para pemimpin dunia berkumpul untuk foto keluarga resmi pada hari pertama KTT G20 di pusat konvensi La Nuvola, di distrik EUR Roma, Italia, 30 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Hari Prabowo mengatakan, penyelenggaraan pertemuan G20 di Indonesia masih berjalan sesuai dengan jadwal. Namun, penyelenggaraan G20 dilaksanakan dengan beberapa penyesuaian di tengah menyebarnya varian omicron di seluruh dunia.

"Masih on track tapi tentunya dengan beberapa penyesuaian sesuai keperluan," ujar Hari kepada Republika.co.id, Ahad (23/1).

Baca Juga

Hari mencontohkan, pada Desember lalu pertemuan G20 secara personal masih memungkinkan untuk dilakukan. Kemudian, pada Januari pertemuan beralih ke hybrid dan virtual. Meski ada penyesuaian, Hari memastikan pelaksanaan G20 terus berjalan. 

"Untuk bulan-bulan mendatang format pertemuan akan terus disesuaikan dengan perkembangan, namun pelaksanaan tugas kita di G20 terus berjalan," kata Hari. 

Hari mengatakan, pelaksanaan G20 ketika pandemi Covid-19 diperlukan kesiapan dan ketanggapan yang sesuai dengan perkembangan kondisi. Hari memastikan persiapan dan pelaksanaan G20 akan terus memperhatikan perkembangan kondisi pandemi dan protokol kesehatan. Menurut Hari, Kementerian Luar Negeri telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 untuk memastikan pelaksanaan pertemuan G20 sesuai dengan protokol kesehatan.

"Terkait protokol kesehatan, kami mengikuti panduan Kemnterian Kesehatan dan Satgas Covid-19," ujar Hari.

Indonesia resmi memegang keketuaan atau Presidensi Group of Twenty (G20) mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 mendatang. Dalam Presidensi ini, G20 perlu memfokuskan pada penguatan sistem multilateralisme dan kemitraan global yang efektif, guna memastikan perekonomian dunia tetap terbuka, adil, saling menguntungkan, dan menjamin tidak ada satupun yang tertinggal, khususnya kelompok miskin dan rentan.

Baca: Penyu Bali Terganggu Klub di Pantai, Suara Bising Jadi Enggan Bertelur

Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan negara-negara berkembang, sehingga dapat tercipta tata kelola dunia yang lebih adil. Terutama demi memperkuat solidaritas dunia dalam mengatasi ancaman perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan. 

Baca: Pantau Stok Minyak Goreng, Wali Kota Surabaya: Saya Bingung Ada yang Kehabisan

Baca: Daerah Diminta Perketat Prokes, Wapres: Kita tidak Ingin Covid-19 Seperti di Luar Negeri

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement