REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat An Nisa mengabadikan banyak hal, mulai dari perintah memperlakukan perempuan dengan baik, siasat dan adab perang, hijrah, hingga mengenai kewajiban berlaku adil.
Dilansir di Masrawy, Kamis (20/1), Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An Nisa penggalan ayat 1:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
“Ya ayyuhannasu-ttaquu Rabbakumulladzina khalaqakum min nafsin waahidatin wa khalaqa minhaa zaujaha wa batssa minhuma rijaalan katsiran wa nisaa-an. Wattaqullahalladzi tasaaluna bihi wal arham. Innallaha kana 'alaikum raqiban.”
Yang artinya, “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banya.”
Dijelaskan bahwa Allah SWT telah mendeskripsikan laki-laki dalam kelimpahan, sementara tidak demikian dengan perempuan. Apa rahasia di balik itu semua?
Mantan Dekan Fakultas Agama Al-Azhar Syekh Mukhtar Marzuk Abdul Rahim pun menjelaskan sesungguhnya Allah mengetahui yang terbaik bahwa laki-laki adalah yang lebih baik untuk dikenali.
Beliau menyebut bahwa dengan kelimpahan itu, maka tidak ada salahnya apabila laki-laki dideskripsikan banyak. Hal ini disebut seperti peringatan bahwa apa yang pantas untuk laki-laki adalah publisitas dan ketenaran, sedangkan apa yang pantas untuk perempuan adalah sebaliknya.
Beliau mengutip pernyataan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, bahwa ayat tersebut juga menjelaskan tentang persebaran manusia di berbagai negara dengan jenis dan karakteristik yang berbeda. Termasuk perbedaan bahasa, warna kulit, dan lainnya.
Sumber: masrawy