Senin 24 Jan 2022 03:27 WIB

Kader Golkar di Daerah Minta Citra Golkar Dipulihkan

Kritik GMPG terhadap kepemimpinan Airlangga direspon kader Golkar di daerah.

Logo Partai Golkar.
Foto: Dokrep
Logo Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) mengkritik kepemimpinan Airlangga Hartarto yang dinilai belum bisa memenuhi tujuh janji Golkar Bersih. Terkait hal itu, kader di daerah meminta agar citra Golkar dipulihkan.

"Demi keselamatan bangsa, saya berharap Golkar Tolitoli segera mendorong munaslub guna mengembalikan suara rakyat dari belenggu oligarki," ujar Ketua Golkar Kecamatan Dondo Kabupaten Tolitoli Sulteng, Kasir Munding, dalam keterangannya, Ahad (22/1/2022).

Baca Juga

Keprihatinan Kasir senada dengan kritikan GMPG (Generasi Muda Partai Golkar) yang menilai Airlangga tidak memenuhi tujuh janji Golkar Bersih. Ketujuh janji itu ialah bersih KKN dan kasus hukum lainnya, bersih dari konflik internal yang berlarut-larut.

"Munaslub dapat membersihkan isu yang menukik dan kian menyandera visi misi Golkar yang sejatinya diperuntukan bagi kesejahteraan masyarakat. Termasuk bersih dari persoalan etika dan moral, yang semua itu kini jauh panggang dari api," jelasnya.

Kasir menambahkan, setidaknya, ada sejumlah cacatan buruk dalam visi misi Golkar yang dikhianati Airlangga Hartarto, yakni enam janji 'Golkar Bersih'. Salah satu janji yang diingkari itu tutur Kasir menirukan GMPG, adalah komitmen memulihkan citra Golkar yang mulai memburuk akibat kasus yang menimpa ketua sebelumnya, serta konflik internal yang tak kunjung berkesudahan.

"Pastinya, pada dua tahun terakhir citra Golkar tidak ada penyembuhan, malah eksistensinya tambah rusak. Belum lagi, partai ini masih distigmakan sebagai partai korup, karena terindikasi dikendalikan para oligarki yang memanfaatkan legitimasi partai bagi syahwat pundi mereka, bukan untuk kesejahteraan masyarakat seperti diamanatkan visi misi Golkar," jelasnya.

Menurutnya, slogan Golkar bersih hanya Fatamorgana, retoris belaka. Padahal menurutnya publik menunggu kebijakan dan manuver radikal. "Paling tidak tampakkan bahwa era kepemimpinan hasil Munaslub 2017 itu beda dengan pendahulunya," tegas Kasir menirukan kritik GMPG.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement