ANTARIKSA — Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang bersiap mengirim astronot ke kosmos lebih jauh dari sebelumnya. Untuk tujuan tersebut, NASA ingin meningkatkan produksi sumber bahan bakar penting, yaitu makanan. Memberi makanan bergizi, lezat, dan memuaskan dalam misi luar angkasa jangka panjang akan memberi astronot energi yang dibutuhkan untuk mengungkap hal-hal besar yang tidak diketahui.
Berkoordinasi dengan Badan Antariksa Kanada, NASA menyerukan kepada masyarakat umum untuk membantu mengembangkan teknologi atau sistem produksi pangan yang inovatif. Sistem tersebut harus berkelanjutan, membutuhkan sumber daya minimal dan menghasilkan sedikit limbah. Dijuluki Deep Space Food Challenge, kompetisi ini meminta setiap tim masyarakat merancang, membangun, dan mendemonstrasikan prototipe teknologi produksi makanan yang menyediakan produk nutrisi nyata atau makanan.
Seiring waktu, makanan biasanya akan kehilangan nilai gizinya. Artinya, membawa makanan dalam kemasan untuk misi bertahun-tahun ke Mars tidak akan memenuhi semua kebutuhan dan kesehatan astronot. "Memberi makan astronot dalam waktu lama dalam batasan perjalanan ruang angkasa akan membutuhkan solusi inovatif," kata Jim Reuter, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA di kantornya, Washington seperti dalam pengumuman resmi NASA, Kamis, 20 Januari 2022 lalu.
Selain itu, pangan juga adalah masalah serius di Bumi, baik di masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Bencana yang mengganggu rantai pasokan semakin memperburuk kekurangan pangan. Solusi sistem pangan canggih yang ringkas dan inovatif yang diinginkan Deep Space Food Challenge dapat diterapkan dalam produksi pangan berbasis rumah dan masyarakat, memberikan solusi baru dalam merespons masalah kemanusiaan seperti banjir dan kekeringan. Teknologi baru diharapkan mempercepat penyalurkan makanan setelah bencana.
"Menembus batas-batas teknologi pangan akan membuat penjelajah masa depan tetap sehat dan bahkan dapat membantu memberi makan orang-orang di sini, di rumah."
Pada Oktober 2021, Tantangan Tahap 1 telah dimenangkan oleh 18 tim di AS. NASA menghadiahkan mereka dengan total 450 ribu dolar AS atau lebih dari Rp 6,4 miliar. Belasan tim itu menyerahkan konsep teknologi produksi pangan inovatif yang menghasilkan produk makanan yang aman, dapat diterima, enak, bergizi stabil, dan berkualitas tinggi. Yang paling penting, mereka meminimalkan sumber daya yang diperlukan.
NASA dan Badan Antariksa Kanada juga memberikan penghargaan kepada 10 tim internasional atas kiriman mereka. Badan Antariksa Kanada menghadiahi masing-masing 30 ribu dolar Kanada atau Rp 341.443.082 kepada tim pemenang.
Sejumlah usulan dari pemenang tantangan pada fase 1 Tim di antaranya teknologi untuk memproduksi makanan siap saji seperti roti, serta bubuk kering yang dapat diolah menjadi produk makanan. Kemudian, jenis tanaman dan jamur atau makanan rekayasa seperti sel daging yang dibudidayakan, yang semuanya dapat ditanam atau diproduksi oleh astronot selama misi luar angkasa.
Tantangan baru
NASA Deep Space Food Challenge kembali membuka tantangan untuk tim baru, termasuk tim yang sudah menang fase I untuk melanjutkan inovasi mereka. Fase 2 ini lebih praksis, yaitu tim yang mampu membangun dan mendemonstrasikan langsung prototipe desain mereka hingga menghasilkan makanan siap saji yang bisa dinilai. Peserta dari Amerika Serikat dapat bersaing di Fase 2 untuk mendapatkan hadiah hingga 1 juta dolar AS atau Rp 14.317.754.209.
“Kami bersemangat untuk terus berkolaborasi dengan Badan Antariksa Kanada untuk melakukan fase berikutnya dari tantangan ini dan mengidentifikasi solusi dari seluruh dunia,” kata Jim Reuter.
Sebuah kompetisi
Deep Space Food Challenge meminta setiap tim menciptakan teknologi, sistem, atau pendekatan produksi pangan yang berpotensi diintegrasikan ke dalam sistem pangan yang lengkap. Makanan ini harus bisa menopang empat astronot dalam misi luar angkasa selama tiga tahun. Mereka harus merancang semuanya, seperti penyimpanan makanan, menyiapkannya, dan mengirimkannya ke astronot. Ini termasuk produksi, pemrosesan, pengangkutan, konsumsi, dan pembuangan limbahnya.
Diskriminatif
Tim yang ingin berpartisipasi harus memberikan informasi pendaftaran yang diperlukan selambatnya pada 28 Februari 2022. Sayangnya, walaupun tantangan ini terbuka untuk seluruh tim di seluruh dunia, hadiah belasan miliar rupiah itu hanya bisa dimenangkan oleh tim dari Amerika dan Kanada. NASA mengatakan, tim yang memenuhi syarat dari negara lain dapat bersaing tetapi tidak memenuhi syarat untuk hadiah uang.