REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pihak berwenang Hong Kong mengatakan seekor hamster telah dinyatakan positif Covid-19, Ahad (23/1/2022). Hamster ini merupakan hewan peliharaan berpemilik dan lebih dari 2.200 hamster telah dimusnahkan.
Beberapa hamster telah dites positif terkena virus. Namun, kasus terbaru ini adalah yang pertama melibatkan hamster dalam perawatan pemilik hewan peliharaan yang telah dites positif.
Sejak kasus pertama pada hamster, para pejabat pemerintahan sudah memerintahkan pembunuhan hewan tersebut dari lusinan toko hewan peliharaan. Pemerintah melacak wabah virus korona itu pertama kali dari seorang pekerja di sebuah toko dan meminta orang untuk menyerahkan apa pun yang dibeli pada atau setelah 22 Desember dari toko itu.
Terlepas dari protes publik terhadap tindakan keras hamster, pihak berwenang mendesak pemilik hewan peliharaan untuk terus menyerahkan hewan peliharaan berbulu kecil karena risiko kesehatan yang meningkat. "(Pemerintah) sangat menyarankan anggota masyarakat lagi untuk menyerahkan sesegera mungkin hamster mereka dibeli di toko hewan peliharaan lokal pada atau setelah 22 Desember 2021 untuk pengiriman yang manusiawi," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, dikutip reuters, Senin (24/1/2022).
Pada 22 Januari, menurut data pemerintah Hong Kong total 2.512 hewan, termasuk 2.229 hamster, telah dikirim secara manusiawi. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sebelumnya mengatakan memahami perasaan pemilik hewan peliharaan yang tidak senang dengan pembunuhan itu, tetapi tindakan ini mengatakan prioritas terbesar adalah mengendalikan wabah.
Ribuan orang telah menawarkan untuk mengadopsi hamster yang tidak diinginkan. Pemerintah menggambarkan protes itu sebagai tidak rasional.
Tapi sikap pemerintah Hong Kong tersebut dipertanyakan. Beberapa ilmuwan dan otoritas veteriner mengatakan hingga saat ini tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran utama dalam penularan virus korona pada manusia.