Senin 24 Jan 2022 11:23 WIB

AS Kirimkan Lagi Bantuan Senjata untuk Ukraina

AS menegaskan akan mendukung Ukraina termasuk memasok senjata senilai jutaan dolar

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang tentara Ukraina di parit di garis pemisah dari pemberontak pro-Rusia, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu, 8 Januari 2022. AS menegaskan akan mendukung Ukraina termasuk memasok senjata senilai jutaan dolar.
Foto: AP/Andriy Dubchak
Seorang tentara Ukraina di parit di garis pemisah dari pemberontak pro-Rusia, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu, 8 Januari 2022. AS menegaskan akan mendukung Ukraina termasuk memasok senjata senilai jutaan dolar.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV - Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Ahad (23/1/2022) mengatakan telah menerima kiriman kedua senjata dari Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari bantuan pertahanan senilai 200 juta dolar AS (sekitar Rp 2,86 triliun). Washington menegaskan pihaknya akan terus mendukung Ukraina di tengah kekhawatiran di Kiev dan di antara sekutu Barat mereka atas pengerahan ratusan ribu pasukan Rusia di perbatasan mereka dengan Rusia.

Rusia menepis tudingan bahwa mereka akan melancarkan serangan militer ke Ukraina. "Penerbangan kedua di Kiev! Lebih dari 80 ton senjata untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dari kawan kami di Amerika Serikat! Dan ini bukan akhir," tulis Reznikov di Twitter.

Baca Juga

Sekitar 90 ton "bantuan keamanan mematikan", termasuk amunisi, dari paket yang disetujui oleh AS pada Desember lalu telah mendarat di ibu kota Ukraina pada Sabtu (22/1/2022). Selain mengirimkan senjata, AS juga memerintahkan anggota keluarga staf kedubes di Ukraina pulang.

Pada Ahad (23/1.2022) AS memerintahkan anggota keluarga yang memenuhi syarat dari staf kedutaan besarnya di Ukraina meninggalkan negara tersebut. Otoritas AS juga meminta seluruh warga negara agar mempertimbangkan untuk keluar dari Ukraina terkait ancaman aksi militer Rusia.

Diplomat AS dan Rusia tidak menghasilkan progres pada pembicaraan Jumat dan pihak Moskow telah menerjunkan ratusan ribu pasukan ke perbatasannya dengan Ukraina. Sebelumnya pada Ahad, Inggris menuding Kremlin berusaha untuk mengukuhkan seorang pemimpin pro-Rusia di Kiev.

Departemen Luar Negeri AS mengaku pihaknya mengizinkan kepergian sukarela pegawai yang direkrut langsung oleh AS dan memerintahkan agar anggota keluarga yang memenuhi syarat dari Kedubes AS di Kiev pulang lantaran ancaman lanjutan aksi militer Rusia. "Warga negara AS di Ukraina sebaiknya kini mempertimbangkan kepulangan dengan menggunakan opsi transportasi pribadi atau komersial," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement