Senin 24 Jan 2022 11:34 WIB

Pendakian Sindoro Jalur Kledung Masih Ditutup untuk Konservasi

Penutupan jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung dilakukan sejak 3 Januari 2022

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah wisatawan berkemah di kawasan wisata Embung Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (31/1/2021). Embung Bansari merupakan kolam berukuran besar untuk mengairi pertanian yang dimanfaatkan warga setempat menjadi lokasi wisata baru di kawasan lereng Gunung Sindoro. Penutupan jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung dilakukan sejak 3 Januari 2022. Ilustrasi.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah wisatawan berkemah di kawasan wisata Embung Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (31/1/2021). Embung Bansari merupakan kolam berukuran besar untuk mengairi pertanian yang dimanfaatkan warga setempat menjadi lokasi wisata baru di kawasan lereng Gunung Sindoro. Penutupan jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung dilakukan sejak 3 Januari 2022. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Pendakian Gunung Sindoro melalui jalur Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah hingga sekarang masih ditutup karena kondisi cuaca belum memungkinkan. Selain faktor cuaca, saat ini sedang dilakukan konservasi di kawasan tersebut.

"Selain kondisi cuaca belum memungkinkan, penutupan jalur pendakian ini untuk dilakukan konservasi dengan melakukan penanaman pohon," kata anggota Grasindo (Gabungan Remaja Anak Sindoro) pengelola Basecamp Kledung, Arifin di Temanggung, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Penutupan jalur pendakian Gunung Sindoro via Kledung dilakukan sejak 3 Januari 2022. Ia menyampaikan pendakian ditutup karena masih fokus pada konservasi. Penanaman pohon dilakukan di atas Pos I jalur pendakian. "Saat ini kami masih fokus untuk konservasi, untuk pembukaan jalur menunggu kondisi cuaca membaik, daripada nanti berisiko," jelasnya.

Arifin menuturkan konservasi dengan menanam pohon di lereng Gunung Sindoro dilakukan karena kawasan ini merupakan daerah tangkapan air. Seperti diwartakan sebelumnya, puluhan komunitas pecinta alam menanam 1.000 pohon di lereng Gunung Sindoro dalam kegiatan "Maraton Konservasi Menyongsong Program Basarnas Emas". Ada sekitar 30 komunitas pecinta alam ikut terlibat dalam penanaman pohon ini.

Mereka bukan hanya dari Temanggung, tetapi juga dari Wonosobo, Semarang, Magelang, Bumiayu, dan daerah lainnya. Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung dan beberapa kabupaten sekitar juga berpartisipasi.

Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 9 Provinsi Jateng Slamet Rohadi mengatakan kegiatan penanaman pohon ini merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan lingkungan hidup di Kabupaten Temanggung, terutama di Gunung Sindoro. "Lingkungan harus dijaga, hutan juga dijaga, jangan selalu ada banjir dan tanah longsor. Maka dari itu kami berharap bahwa lingkungan di Kabupaten Temanggung harus dijaga bersama-sama agar memberi manfaat bagi manusia," kata Slamet.

Ia menyampaikan tanaman banyak manfaatnya. Antara lain untuk menjaga lingkungan, mencegah banjir maupun tanah longsor dan memberi manfaat ekonomi maupun sosial.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement