REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Beroperasinya kembali transportasi massal Biskita Transpakuan mulai Senin (24/1) di Kota Bogor disambut baik oleh masyarakat. Hanya saja sebagian penumpang mengeluhkan aplikasi Biskita yang tidak update atau memperbarui lokasi bus yang beroperasi.
Sebelumnya sejak awal Januari 2022 operasional Biskita Transpakuan di Kota Bogor dihentikan sementara terkait adanya evaluasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Saat ini 49 unit bus sudah beroperasi secara normal di enam koridor.
Salah seorang penumpang di Koridor 1 Bubulak-Cidangiang, Yudith (27 tahun) mengatakan Biskita Transpakuan sangat membantunya untuk berangkat bekerja. Sebab menurutnya Biskita Transpakuan merupakan transportasi umum ternyaman di Kota Bogor.
Namun, warga Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor ini mengalami kesulitan pagi hari ini. Lantaran status bus di aplikasi Biskita menyatakan ‘bus belum beroperasional’.
“Memang kabarnya sudah resmi antara akun di Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Biskita, koran, dan digital. Tapi status di aplikasinya membuat saya sangsi,” ujar Yudith kepada Republika, Senin (24/1).
Sehingga dia harus mendatangi halte secara langsung untuk mencari tahu apakah Biskita Transpakuan benar sudah beroperasi atau belum. Ternyata Biskita Transpakuan sudah berjalan seperti normal sediakala.
“Berarti aplikasi Biskita yang belum update sama sekali, karena sampai saat ini statusnya ‘bus belum beroperasional’ di layar, dan tidak ada ikon bus yang biasa bergerak di petanya,” tuturnya.
Hal yang sama dirasakan penumpang Biskita Transpakuan Koridor 6 Parung Banteng-Air Mancur, bernama Budi (41 tahun), sempat ragu untuk mendatangi halte Parung Banteng. Sebab di aplikasi Biskita pada ponselnya menunjukkan status ‘bus belum beroperasional’.
“Tapi kemarin dengar Pak Wali Kota bilangnya hari ini mulai beroperasi, makanya agak ragu. Tapi ternyata busnya benar sudah berjalan, jadi saya pakai Biskita lagi,” ujar Budi.
Dikonfirmasi terkait aplikasi Biskita, Humas BPTJ, Budi Rahardjo, menjelaskan saat ini memang sedang dilakukan integrasi sistem aplikasi Biskita, dengan sistem aplikasi program subsidi Buy The Service (BTS) di kota lain yang berada di bawah pengelolaan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
“Oleh karena itu untuk sementara memang aplikasi Biskita belum dapat dimanfaatkan seperti sedia kala,” jelas Budi.