Senin 24 Jan 2022 13:49 WIB

Pernyataan Kontroversial Edy Mulyadi, dari Boneka Partai Hingga Jin Buang Anak

Edy Mulyadi telah meminta maaf terkait pernyataann'ya soal Jin Buang Anak'

Edy Mulyadi (kanan) meminta maaf terkait pernyataannya soal Kalimantan tempat
Foto: Tangkapan Layar Youtube Bang Eddy.
Edy Mulyadi (kanan) meminta maaf terkait pernyataannya soal Kalimantan tempat

REPUBLIKA.CO.ID, Pemilik akun Youtube Bang Eddy, Edy Mulyadi memberikan kritik keras dan penolakan terhadap pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun penolakannya memicu kontroversi lantaran-lantaran Edy yang menyinggung sejumlah pihak.

Berikut sejumlah pernyataan kontroversial Edy saat memberikan keterangan di akun Youtube-nya, Bang Edy Channel, pada 18 Januari 2022 lalu.

Baca Juga

Boneka Partai

Edy Mulyadi menyinggung Presiden Joko Widodo sebagai boneka partai. Ia menganggap Presiden kerap berbohong. 

"Kemarin ini kan kita ribut boneka arwah, ramai betul ya. Satu bulan boneka arwah ribut, tujuh tahun boneka partai 'cicing wae'. Boneka partai cicing wae. Pak Jokowi itu petugas partai. Bukan saya ngomong. Megawati soekarno putri," ujarnya.  

"Boneka Arwah masih mending karena sifatnya personal. Yang mudarat yang bersangkutan. Kalau boneka partai yang mendapat mudarat, dampaknya seluruh rakyat Indonesia, 276 juta jiwa. Dahsyat sekali."

Menteri Keuangan 'Terbalik'

Saat memberikan keterangan Edy juga menyinggung juga Menteri Keuangan Sri Mulyani, selalu pihak yang ikut bertanggung jawab dalam pembiayaan IKN.

"Kenapa Sri Mulyani bertubi-tubi diberikan penghargaan terbaik, karena dia menerbitkan surat utang terlampau mahal. Artinya diberikan keuntungan terhadap kreditor."

"Dibanding kita, kita sebagai negara pengutang ada Indonesia, Thailand, Vietnam, dan  Kamboja. Mereka ratingnya di bawah Indonesia, seharusnya mereka membayar bunga utang lebih mahal dari kita. Tapi edannya di bawah Menteri Keuangan Terbalik dunia kita bisa bayar utang lebih mahal dari tadi."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement