REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan meminta pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dihentikan sementara menyusul peningkatan kasus Covid-19. Sebab, belum banyak anak usia 6-11 tahun yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 meski mereka rentan terpapar virus.
Erina mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 ini di antaranya terlihat di RSUP Persahabatan. “Terlihat tren peningkatan kasus Covid-19 yang dirujuk dan dirawat di RS kami. Dari seluruh tempat tidur yang kami sediakan (untuk merawat pasien Covid-19), 70 persen di antaranya sudah terisi," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Senin (24/1/2022).
Erlina mengatakan, kasus Covid-19 sedang meningkat dan ini bisa berdampak pada anak-anak. "Tunggu sampai Covid-19 dan variannya yaitu omicron terkendali," ujarnya.
Erlina mengatakan, peningkatan penularan Covid-19 juga membuat sejumlah sekolah ditutup sementara karena adanya kasus di sekolah tersebut. Selain itu, kasus Covid-19 pada anak juga ditemukan, di antaranya pelajar SD yang berusia 6 hingga 11 tahun.
"Di Indonesia, anak-anak tersebut belum banyak yang divaksin. Mereka adalah kelompok yang rentan, kalau berinteraksi tentu rentan sekali terinfeksi," ujarnya.
Erlina merekomendasikan pembelajaran hibrida, yakni campuran antara pembelajaran luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring). Bahkan, dia melanjutkan, kalau perlu, pembelajaran dilakukan dengan metode dalam jaringan.
Hingga saat ini, masih ada 15 sekolah dari total 43 sekolah yang belum kembali melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kapasitas 100 persen. "Jadi dari 43 sekolah yang ditutup ini, yang sudah dibuka kembali ada 28 sekolah, dan yang masih ditutup 15 sekolah, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa dibuka kembali," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin.
Berdasarkan data yang dimilikinya hingga hari Ahad (23/1/2022), ada 43 sekolah yang pernah terpapar, dari jumlah tersebut peserta didik yang terpapar 67 orang, pendidik dua orang, tenaga kependidikan tiga orang, sehingga totalnya 72 kasus.
Baca juga: Luhut: Peningkatan Kasus Omicron Tetap Terkendali
Alasan Pemprov DKI
Dengan makin meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Jakarta, Riza mengatakan, mempertimbangkan semua masukan yang ada untuk mengevaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas kapasitas 100 persen. Namun, Riza menyampaikan, pemberlakuan PTM 100 persen terbatas mengikuti kebijakan pemerintah pusat sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri soal PTM. Dalam kebijakan tersebut, provinsi yang bisa menggelar PTM 100 persen, adalah mereka yang PPKM Level 1 dan 2, kemudian vaksinasi tenaga kependidikan di atas 80 persen, dan lansia di atas 50 persen.
"Sementara di Jakarta, vaksinasi untuk untuk tenaga kependidikan di atas 91 persen, lansia di atas 71 persen, bahkan peserta didik sudah 98 persen. Artinya Jakarta memenuhi syarat dan kami melaksanakan tugas ketentuan sesuai dengan aturan yang ada. Kami berterima kasih atas semua masukan, mudah-mudahan menjadi perhatian kita semua untuk PTM yang lebih baik," ucapnya.
Terkait dengan peningkatan kasus Covid-19 termasuk varian omicron, Riza menjelaskan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Pemerintah pusat juga terbuka dengan semua masukan yang ada.
"Kami di internal juga lakukan rapat secara berjenjang, berkala dan berkesinambungan," tuturnya.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Pemkot Yogyakarta Terapkan PTM 100 Persen
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga tanggal 23 Januari 2022, jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini naik sejumlah 1.217 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 9.057 (orang yang masih dirawat/isolasi). Untuk kasus positif Covid-19 baru berdasarkan hasil tes PCR, total 879.307 kasus, untuk varian omicron kini 1.313 orang yang terinfeksi terdiri atas sebanyak 854 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 459 lainnya adalah transmisi lokal.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 856.653 dengan tingkat kesembuhan 97,4 persen, dan total 13.597 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,5 persen. Untuk "positivity rate" atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,6 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,8 persen.