Pembangunan Masjid Syeikh Zayed Capai 21 Persen, Target Selesai Agustus
Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Proges pembangunan Masjid Sheikh Zayed hadiah Pangeran UEA di Solo, Jawa Tengah, sudah mencapai 21 persen pada Senin (24/1). | Foto: Republika/binti sholikah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Progres pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed hadiah Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) kepada Presiden Joko Widodo di Kota Solo, Jawa Tengah, sudah 21 persen. Saat ini, pelaksana proyek tengah melaksanakan proses finishing.
Masjid yang berlokasi di eks Depo Pertamina di Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo tersebut, ditargetkan selesai akhir Agustus mendatang. Perwakilan Crown Prince Court Pemerintah UEA, Mohammed Ali Rashed Saeed AlDhaheri mengatakan, semua pihak yang terlibat bekerja keras untuk menyelesaikan proyek tersebut secepat mungkin.
"Insya Allah akan tepat waktu. Mulai September akan siap untuk masyarakat Solo dan Indonesia untuk ibadah umat Muslim. Insya Allah," kata Ali Rashed kepada wartawan di sela-sela meninjau pembangunan masjid, Senin (24/1).
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menyatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi para pihak yang terlibat, proses pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed semuanya sudah sesuai jadwal. Rencananya, pada Feburari nanti akan dilakukan pemasangan kubah masjid.
"Semua on time, progres baik. Progresnya 21 persen. Nanti Agustus doakan semua lancar bisa selesai," jelas Gibran. Menurutnya, dampak keberadaan Masjid Raya Sheikh Zayed pasti besar, khususnya dari sisi ekonomi.
Apalagi, masjid itu diproyeksikan menjadi masjid terbesar yang ada di Solo. Sehingga, bisa menjadi referensi wisata religi dan akan mengangkat ekonomi di Solo.
"Akan optimalkan banyak, di sini ada perpustakaan juga. Jadi untuk edukasi, ibadah, dan kegiatan warga nanti terpusat di sini," tegas Gibran.
Sementara itu, Manajer Proyek dari PT Waskita Karya, Indra Jaya Kusuma menjelaskan, rencana pemasangan kubah akan dilaksanakan pada 28 Feburari mendatang sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. "Mudah-mudahan secara keseluruhan bisa terselesaikan di akhir Agustus. Doakan saja. Mudah-mudahan semua lancar," ujarnya.
Indra mengungkapkan, saat ini proses pembangunan tengah mencapai tahap finishing. Sejauh ini, pengerjaan proyek dinilai tidak menemui kendala.
Terkait persentase progres pembangunan yang baru 21 persen, menurutnya hal itu dipengaruhi oleh bobot. Bobot tertinggi terletak pada pengerjaan finishing terutama pemasangan marmer. Sebab, bahan marmer bernilai tinggi dan didatangkan langsung dari Italia.
"Marmernya sudah masuk bertahap, masuk di Jakarta ini lagi di workshop fabrikasi. Nanti bertahap itu sampai akumulatif pada Mei. Mei itu nanti marmernya masuk semua terpasangnya mudah-mudahan selesainya di bulan Agustus lah. Pasti sesuai target," terangnya.
Indra menyebut, proyek pembangunan masjid replika Grand Mosque Abu Dhabi tersebut bernilai sekitar Rp 280 miliar. Nantinya, hanya bangunan masjid yang berada di area tersebut termasuk lansekap di sekitar masjid.
Di dalamnya, terdapat ruang perpustakaan seluas 20 meter persegi, serta ruang VIP. Sedangkan luas total bangunan masjid mencapai 8.000 meter persegi di atas lahan seluas 2,8 hektare.
"Untuk parkiran memang kami tidak bisa maksimal parkirnya. Tapi ke depan kami akan coba review lagi mungkin ada lahan-lahan yang bisa dipakai untuk parkir. Basement itu hanya khusus tempat wudhu saja, putra and putri," kata dia.