Senin 24 Jan 2022 17:00 WIB

Presiden Burkina Faso Diduga Ditahan di Kamp Militer

Pemerintah Burkina Faso membantah tentara telah merebut kekuasaan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore tiba untuk menghadiri Forum Perdamaian Paris, di Paris, Kamis, 11 November 2021.
Foto: AP/Michel Euler
Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore tiba untuk menghadiri Forum Perdamaian Paris, di Paris, Kamis, 11 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Empat orang sumber dari pasukan keamanan dan seorang diplomat mengatakan sejumlah tentara yang memberontak menahan Presiden Burkina Faso Roch Kabore di kamp militer. Pada Ahad (23/1/2022) malam kemarin terjadi baku tembak di sekitar kediamannya di Ibukota Ouagadougou.

Laporan tentang penahanannya setelah terdengar suara tembakan dari kamp-kamp militer di seluruh negara negara Afrika Barat itu pada Ahad kemarin. Tentara menuntut dukungan lebih banyak dalam perang mereka melawan milisi bersenjata.

Baca Juga

Pemerintah Burkina Faso membantah tentara telah merebut kekuasaan. Hingga Senin (24/1/2022) pagi keberadaan Kabore dan situasinya masih tidak diketahui. Sementara itu pernyataan dari diplomasi dan keamanan saling bertentangan.

Terlihat kendaraan lapis baja yang penuh lubang peluru di kediaman presiden. Salah satunya basah terciprat darah. Warga yang tinggal di sekitar kediaman presiden melaporkan semalam terdengar suara baku tembak. Hingga kini sumber pemerintah belum dapat dihubungi.

Selama beberapa bulan terakhir Burkina Faso semakin frustasi karena banyak warga sipil dan tentara yang tewas di tangan milisi. Beberapa diantaranya memiliki koneksi dengan ISIS dan al-Qaeda.

Pengunjuk rasa turun ke jalan mendukung pemberontak dan menyerbu kantor pusat partai berkuasa. Pemerintah mendeklarasikan jam malam dari pukul 20.00 hingga 05.30 waktu setempat sampai pemberitahuan lebih lanjut sementara sekola ditutup selama dua hari.

Gejolak di Burkina Faso setelah militer di Mali dan Guinea berhasil melakukan pemberontakan dalam 18 bulan terakhir. Presiden Guinea Alpha Conde singkirkan bulan September lalu. Tahun lalu militer Chad juga merebut kekuasaan usai Presiden Idriss Deby meninggal dunia di medan perang.

Burkina Faso merupakan negara termiskin di Afrika Barat walaupun produsen emas. Tentara mengalami kekalahan dari milisi bersenjata yang menguasai banyak wilayah di negara itu dan memaksa masyarakat untuk mengikuti hukum Islam ajaran mereka.

Gejolak ini menunjukan konsekuensi politik dari merebaknya pemberontakan di seluruh kawasan Sahel.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement