REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP-PDPI) Erlina Burhan mengatakan, tak menutup kemungkinan di masa mendatang, Covid-19 akan menjadi "flu biasa". Hal ini dapat terjadi, bila kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan diterapkan secara umum.
"Memang banyak orang yang mempunyai opini demikian bahwa ke depannya varian Covid-19 model Omicron tidak lebih dari flu biasa, mungkin bisa benar seperti itu dari sisi gejala, ya karena gejalanya mrip memang batuk pilek hidung tersembuat, cairan di hidung dan juga rasa lesu dan lemah dan kadang-kadang demam ini mirip dengan flu biasa," tutur Erlina dalam Konferensi pers secara daring, Senin (24/1).
"Tetapi khusus omicron terutama kalau dia lanjut usia orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, anak-anak perlu perhatian khusus dan sebaiknya dirawat ," lanjutnya.
Erlina mengaku khawatir bila masyarakat berasumsi terlalu cepat bahwa varian Omicron yang memiliki gejala ringan disamakan dengan "flu biasa". Padahal, untuk kasus Covid-19 tetap harus dengan perlakuan khusus yakni dengan menggunakan masker dan melakukan isolasi di rumah. Hal tersebut, tidak dilakukan bila " flu biasa".
Erlina mengatakan Omicron memiliki gejala yang relatif mirip dengan flu biasa seperti batuk kering, nyeri pada tenggorokan, pilek, sakit kepala, nyeri di perut dan demam."Berdasarkan laporan 43 kasus Omicron di Amerika Serikat pada 1-8 Desember 2021, data dari 37 pasien simptomatik (bergejala) yang mengalami batuk 89 persen, fatigue 65 persen, hidung tersumbat 59 persen, demam 38 persen, mual atau muntah 22 persen, sesak napas 16 persen, diare 11 persen dan anosmia 8 persen," katanya.
Sementara berdasarkan pengamatan pada 17 pasien probable Omicron dan Omicron di RSUP Persahabatan, kata Erlina, sebanyak 65 persen bergejala ringan, batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen, demam 18 persen.