REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pemikir dan ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, ketika keburukan peradaban mengalahkan kebaikannya dan kejahatannya mengungguli kebajikannya, umat manusia mendapatkan dua tamparan hebat dalam dua perang dunia yang menjungkirbalikkan peradaban tersebut.
“Peradaban tersungkur dengan darah yang mengotori permukaan bumi. Namun dengan izin Allah, kebaikan peradaban akan menang berkat kekuatan Islam yang akan memegang kendali pada masa mendatang,” kata Nursi dikutip dari dikutip dari bukunya yang berjudul "Khutbah Syamiyah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam" terbitan Risalah Nur Press.
Menurut Nursi, muka bumi akan kembali bersih dari segala yang mengotorinya. Kedamaian juga akan dirasakan oleh seluruh manusia. Karena, menurut dia, peradaban Eropa tidak berlandaskan pada kemuliaan dan petunjuk, tetapi berlandaskan pada keinginan dan hawa nafsu, kedengkian dan penindasan.
“Maka sampai sekarang keburukan peradaban lebih unggul dari kebaikannya,” jelas Nursi.
Nursi menuturkan, peradaban menjadi seperti sebuah pohon yang membusuk akibat ulat organisasi-organisasi revolusi yang anarkis. Ini merupakan petunjuk bahwa keruntuhannya semakin dekat. Ia juga merupakan indikator kuat terhadap keunggulan peradaban Asia (Islami) yang akan terwujud dalam waktu dekat.
“Jika orang-orang beriman dan orang-orang Islam dalam menghadapi masa depan telah membekali dirinya dengan sarana dan prasarana untuk mencapai kemajuan material dan spiritual, serta jalan menuju kebahagian masa depan itu lurus dan dapat dilalui dengan mudah seperti rel kereta api, maka bagaimana kalian bisa terjerumus dalam keputusasaan dan melemahkan semangat dunia Islam?,” kata Nursi.
Nursi mengatakan, sungguh besar kesalahan seseorang ketika mengira dengan penuh keputusasaan bahwa dunia telah menjadi tempat kemajuan bagi orang asing dan manusia lain, sementara bagi orang-orang Islam hanya sebagai tempat keterpurukan.
Menurut dia, selama kecenderungan untuk menggapai kesempurnaan telah melekat dalam naluri umat manusia, maka kebenaran dan hakikat pada masa mendatang akan memperlihatkan kebahagiaan duniawi di seantero dunia Islam.
“Akan menjadi penebus kesalahan umat manusia masa lalu, insya Allah, selama kiamat tidak dipercepat karena kerusakan dan kezaliman yang dilakukan umat manusia,” jelas dia.
Dia menambahkan, sebagaimana musim dingin meninggalkan musim semi, malam meninggalkan siang, maka umat manusia juga akan memasuki waktu siang dan akan tiba saatnya memasuki musim semi.
“Kalian hanya tinggal menunggu untuk melihat peradaban yang sebenarnya di bawah naungan kedamaian universal dan menyeluruh yang berasal dari kasih sayang Ilahi dengan terbitnya matahari hakikat Islam,” kata Nursi.