Senin 24 Jan 2022 18:19 WIB

Dokter: Omicron Turunkan Imunitas Tubuh

Kecepatan omicron melebihi delta sehingga masyarakat diimbau untuk suntik booster.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolandha
Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan booster vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria lanjut usia saat kampanye vaksinasi dosis ketiga di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan di Tangerang, Indonesia, Senin, 24 Januari 2022. Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan mengungkap varian baru Covid-19 yaitu omicron menurunkan imunitas tubuh.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan booster vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria lanjut usia saat kampanye vaksinasi dosis ketiga di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan di Tangerang, Indonesia, Senin, 24 Januari 2022. Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan mengungkap varian baru Covid-19 yaitu omicron menurunkan imunitas tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan mengungkap varian baru Covid-19 yaitu omicron menurunkan imunitas tubuh. Bahkan, di negara-negara lain yang penduduknya sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap masih berpotensi terinfeksi virus.

"Infeksi virus didapatkan dari infeksi alami maupun vaksinasi. Namun, proteksi vaksinasi menurun setelah berhadapan dengan omicron," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengenai Covid-19, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Terkait kematian dua orang Indonesia akibat omicron, Erlina mengungkap penyebabnya ada beberapa. Ternyata pasien pertama yang belum divaksinasi. Sedangkan pasien kedua memang sudah divaksinasi Covid-19 tetapi memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang lebih dari dua. Kemudian, kondisinya tidak terkendali atau terkontrol yang berujung pada kematian. 

Lebih lanjut, Erlina mengungkap organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) 17 Desember 2021 lalu mengatakan, omicron memiliki pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan delta. Sehingga, peningkatan kasus omicron sangat signifikan. 

Oleh sebab itu, Erlina minta yang perlu diwaspadai masyarakat saat ini ada dua hal. Pertama, segera mendapatkan vaksin. Bahkan, ia mengungkap jika sudah divaksinasi dua dosis lengkap perlu untuk mendapatkan vaksin penguat (booster) ketiga.

Booster ini, dia melanjutkan, dibutuhkan untuk meningkatkan titer antibodi dalam tubuh. Ini terlihat dari data menunjukkan setelah diberikan booster ada peningkatan titer antibodi yang menetralkan virus. 

"Ini jadi proteksi terhadap Covid-19," katanya.

Booster ini, dia menambahkan, bisa untuk melawan omicron. Jarak pemberian vaksin dosis kedua dengan booster harus sekitar 6 bulan. Kalau jarak dosis kedua dan booster kurang dari 6 bulan, maka pemberian vaksin tambahan ditunda sampai minimal 6 bulan. 

Oleh karena itu, Erlina segera mengurus tiket booster vaksin jika jedanya sudah 6 bulan tapi belum mendapatkan tiket. Sementara kalau penyintas yang jeda vaksinnya sudah 6 bulan maka ditunda 3 bulan setelah sembuh. Namun, kalau penyintas Covid-19 hanya mengalami gejala ringan dan sedang maka bisa mendapatkan booster 1 bulan setelah sembuh.

"Pilihan booster untuk vaksin primer Sinovac bisa Pfizer dan AstraZeneca. Booster itu penting, segera lakukan," ujarnya.

Namun, ia mengingatkan vaksin booster tak bisa berdiri sendiri. Ikhtiarnya harus ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Kedua, Erlina juga meminta masyarakat kalau punya komorbid dan lanjut usia waspada. Kalau mengalami gejala nyeri tenggorokan, batuk, pilek maka segera memeriksakan diri. 

"Kalau terkonfirmasi positif dan yang terinfeksi adalah lanjut usia kemudian bisa segera dirawat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement