Senin 24 Jan 2022 23:10 WIB

AS Tarik Anggota Keluarga Personil Kedutaan Besar di Ukraina

Kekhawatiran kemungkinan Rusia menggelar serangan ke Ukraina semakin meningkat.

Rep: Kamran Dikarma / Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Prajurit Ukraina berpatroli di Desa Verkhnotoretske, Distrik Yasynuvata, Donetsk, Ukraina, Sabtu (22/1/2022).
Foto: AP Photo/Andriy Andriyenko
Prajurit Ukraina berpatroli di Desa Verkhnotoretske, Distrik Yasynuvata, Donetsk, Ukraina, Sabtu (22/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memerintahkan semua anggota keluarga personil Kedutaan Besar di Ukraina segera meninggalkan negara itu. Perintah ini disampaikan saat kekhawatiran kemungkinan Rusia menggelar serangan semakin meningkat.

Pada Senin (24/1/2022) departemen meminta keluarga dan orang terdekat staf Kedutaan Besar AS di Kiev untuk meninggalkan negara itu. Mereka juga mengatakan staf kedutaan non-esensial dapat meninggalkan Ukraina dengan biaya dari pemerintah.

Baca Juga

Langkah ini diambil ketika ketegangan yang ditimbulkan penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina belum mereda usai Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Jenewa, Jumat (21/1/2022) lalu.

Departemen Luar Negeri AS menekankan seluruh kedutaan di Kiev akan tetap dibuka dan pengumuman ini tidak diartikan sebagai evakuasi. Langkah ini dipertimbangkan beberapa lama dan tidak mencerminkan menurunnya dukungan AS pada Ukraina.

Dalam pernyataannya Departemen Luar Negeri AS mencatat sejumlah laporan terkini yang menyatakan Rusia berencana menggelar aksi militer besar k Ukraina. Tapi Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh negara-negara NATO meningkatkan ketegangan di Ukraina dengan informasi palsu.  

"Kondisi keamanan, terutama sepanjang perbatasan Ukraina, di Krimea yang diduduki Rusia dan timur Ukraina yang dikuasai Rusia, tidak bisa diprediksi dan dapat memburuk dengan sedikit notifikasi, demonstrasi yang berubah jadi kerusuhan, kerap terjadi di seluruh Ukraina, termasuk di Kiev," kata Kementerian Luar Negeri AS.

Penekanan larangan terbang ke Ukraina yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS karena pandemi Covid-19 dan ketegangan dengan Rusia semakin diperkuat Ahad (23/1/2022) kemarin.

"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan Covid-19. Tingkatkan kewaspadaan pada kejahatan dan gejolak sipil di Ukraina, resiko di beberapa daerah sudah meningkat," tambah Departemen Luar Negeri AS.

Departemen juga menambah alasan untuk melarang warga AS bepergian ke Rusia.

"Jangan bepergian ke Rusia karena ketegangan di sepanjang perbatasan Ukraina, potensi pelecehan pada warga negara AS, kemampuan kedutaan membantu warga AS di Rusia terbatas, Covid-19, dan pembatasan yang berkaitan dengannya, terorisme, pelecehan oleh pihak berwenang Rusia dan penahanan sewenang-wenang penegak hukum setempat," kata departemen.

Departemen tidak mengatakan berapa jumlah warga AS yang masih berada di Ukraina. Warga AS tidak perlu mencatatkan namanya ke kedutaan saat tiba atau berencana tinggal lama di luar negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement