REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) dan Rusia pada akhir pekan lalu melakukan pertemuan selama dua jam untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik di Ukraina di tengah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu di Hotel Presiden Wilson yang bersejarah di tepi Danau Jenewa, di mana banyak topik negosiasi tegang yang melibatkan perdamaian dunia telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Lavrov memulai konferensi pers di hotel segera setelah pembicaraan dan Blinken berbicara kepada media 30 menit kemudian di hotel Geneva Intercontinental.
"Kita semua sama-sama berkomitmen pada jalur diplomasi dan dialog untuk mencoba menyelesaikan perbedaan kita," kata Blinken di awal pertemuan.
"Tetapi kami juga berkomitmen jika itu terbukti tidak mungkin dan jika Rusia memutuskan untuk melakukan agresi terhadap Ukraina untuk tanggapan yang bersatu, cepat dan parah," ungkap dia.
"Proposal kami sangat konkret dan kami menunggu jawaban yang sama konkretnya," ujar Lavrov.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat tuntutan yang berbeda dari Barat, termasuk bahwa Ukraina dihentikan dari bergabung dengan NATO. Keduanya telah menjadwalkan konferensi pers beberapa jam setelah pertemuan.
Blinken pada Kamis memperingatkan Moskow bahwa setiap agresi militer terhadap Ukraina akan menimbulkan kerugian besar bagi Rusia. Para menlu memiliki harapan yang rendah dari setiap terobosan signifikan pada Jumat meskipun serangkaian pembicaraan keamanan telah diadakan tahun ini. Rusia mengatakan tidak berniat untuk menyerang tetangganya Ukraina, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.
Blinken juga telah bertemu dengan para menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Inggris di Berlin untuk membahas perkembangan terakhir dan membangun pendekatan terpadu terhadap Moskow di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina bisa terjadi dalam waktu dekat.
Setelah pertemuan itu, Blinken mengatakan AS dan sekutunya memiliki tujuan yang sama dan terus mengejar jalur diplomatik untuk mencegah invasi Rusia lebih lanjut atau destabilisasi Ukraina.
Pertemuan pada Jumat di Jenewa mengikuti diskusi pada 10 Januari antara Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov. Setelah pertemuan itu, Sherman mengatakan dia telah menetapkan batas kemungkinan invasi Rusia ke negara tetangga Ukraina.
"Kami telah menjelaskan bahwa jika Rusia menginvasi Ukraina, akan ada biaya dan konsekuensi yang signifikan jauh melampaui apa yang mereka lakukan pada 2014 -- mengacu pada pengambilalihan Krimea –,“ kata Sherman setelah pembicaraan itu.
Di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat, mata sekali lagi beralih ke perbatasan Rusia-Ukraina dan wilayah garis depan. Sementara upaya diplomatik terus mengurangi ketegangan, dunia masih hati-hati memantau kegiatan militer di sepanjang perbatasan.
Baca: Kasus Covid-19 Omicron Tembus 1.626, Lebih dari 1.000 dari Pelaku Perjalanan Internasional
Baca: Tangerang Tutup Semua Taman dan RTH untuk Tekan Kasus Covid-19
Baca:Jumlah Pengunjung Kebun Raya Bogor Berkurang Terpengaruh Ganjil Genap