REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Rasulullah ﷺ wafat keadaan di berbagai wilayah menjadi berubah. Hal ini telah disampaikan oleh istri Nabi Muhammad, Aisyah Radhiyallahu Anhuma.
Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, Aisyah Radhiyallahu Anhuma menuturkan: “Ketika Rasulullah ﷺ wafat, muncullah kemunafikan di berbagai wilayah, sebagian orang Arab murtad, serta orang-orang Yahudi dan Nashrani mengangkat pemimpin mereka. Kaum Muslimin ketika itu laksana kambing yang kehujanan di malam hari pada musim dingin karena kehilangan Nabi ﷺ, sampai Allah Azza wa Jalla menyatukan mereka dengan kekhalifahan Abu Bakar.
Dalam mengemban amanah tersebut, ayahku ditimpa berbagai kesulitan yang dapat menghancurkan gunung yang kokoh andaikata kesulitan itu ditimpakan ke atasnya. Demi Allah, tidaklah terjadi perselisihan di antara mereka melainkan ayahku akan memecahkannya dengan kharisma pribadinya dan kapasitas ilmunya.
Begitu pula terhadap penerusnya, Umar Radhiyallahu Anhu, siapa saja yang melihat sosok Ibnul Khaththab, niscaya dia tahu bahwa orang ini tercipta sebagai penolong bagi Islam. Demi Allah, dia seorang yang brilian, yang tidak ada tandingannya. Dia juga selalu mempersiapkan orang-orang yang akan menangani masalah-masalah yang dialami umat Islam." (Fadha-ilush Shahabah karya Imam Ahmad).
Saat wafatnya Nabi Muhammad ﷺ banyak orang-orang Arab yang murtad. Mereka yang murtad di antaranya adalah (1) kabilah Asad dan Quraizhah, yang dipimpin oleh Thulaihah al-Asadi, (2) penduduk Kindah dan Orang-orang yang tinggal di daerah sekitarnya, pimpinan al-Asy‘ats bin Qais al-Kindi; (3) penduduk Mudzhij dan orang-orang yang tinggal tidak jauh dari daerah ini, dan mereka dipimpin oleh al-Aswad al-‘Ansi.