REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wakil Wali Kota Surabaya Armuji optimistis Kota Surabaya, Jatim, jadi pusat perdagangan dan jasa jika pemerintah melangsungkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur."Kota Surabaya memiliki kesiapan menjadi pusat perdagangan dan jasa apabila pusat pemerintahan jadi berpindah ke Kalimantan," kata Wakil Wali Surabaya Armuji di Surabaya, Senin (24/1/2022).
Melalui laman ikn.go.id, diketahui pembangunan IKN membutuhkan waktu puluhan tahun yang terbentang dari 2022 sampai 2045 nanti. Pada periode 2022-2024, akan dilakukan pemindahan tahap awal ke kawasan IKN, pembangunan infrastruktur utama seperti Istana Kepresidenan, Gedung MPR/DPR RI dan perumahan.Selain itu juga pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) tahap awal, serta pembangunan dan beroperasinya infrastruktur dasar untuk 500 ribu penduduk tahap awal.
Bahkan Presiden RI direncanakan akan merayakan HUT RI ke-79 di Kawasan IKN pada 17 Agustus 2024."Kalau melihat di Negara Amerika, pusat pemerintahan berada di Washington DC dan Pusat perdagangan di New York. Begitu juga di Negara Tiongkok juga begitu, pusat pemerintahan di Beijing dan pusat perdagangan di Shanghai. Saya yakin kalau Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan, maka Surabaya akan menjadi pusat perdagangan dan jasa," kata Armuji.
Ia menyebutkan beberapa faktor yang mendukung Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan di antaranya kapasitas pelabuhan di Kota Surabaya merupakan urutan yang ke-45 pada tahun 2019, daftar 100 pelabuhan di dunia dengan produksi bongkar muat kontainer terbanyak yang disusun oleh Lloyd's List."Infrastruktur jalan yang terkoneksi dengan tol panjang juga mendukung arus barang keluar dan masuk sehingga menjamin distribusi barang berjalan lancar," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, akomodasi penginapan di Kota Surabaya juga menempati urutan ketiga di Jawa Timur setelah Pasuruan dan Batu dengan angka 187 hotel sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS)."Sumber Daya Manusia di kota Surabaya juga termasuk kategori tinggi dengan angka 82,23 poin yang tentunya akan mendukung terhadap iklim perdagangan dan jasa yang bergerak dinamis," ujar Armuji