Senin 24 Jan 2022 23:38 WIB

Wapres Minta Pengecekan PTM di Lapangan Lebih Teliti

Wapres menilai kebijakan PTM perlu memerlukan perhatian khusus.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pengecekan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah dilakukan secara teliti. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 melalui pelaksanaan PTM 100 persen di beberapa wilayah.
Foto: Prayogi/Republika.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pengecekan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah dilakukan secara teliti. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 melalui pelaksanaan PTM 100 persen di beberapa wilayah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pengecekan kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah dilakukan secara teliti. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 melalui pelaksanaan PTM 100 persen di beberapa wilayah.

"Saya setuju dengan PTM, kebijakan apa yang sudah ditempuh, hanya memang pengecekan di lapangan supaya dilakukan secara lebih teliti," ujar Wapres saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui konferensi video, Senin (24/1).

Baca Juga

Dalam rapat tersebut, Wapres menyoroti penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah di tengah meluasnya varian Omicron. Wapres menilai kebijakan PTM perlu memerlukan perhatian khusus.

Sebab, ada beberapa sekolah yang siswanya terkonfirmasi positif Covid-19."Sampai tanggal 18 Januari 2022 itu terdapat 41 sekolah SD/SMA di Jakarta yang sebagian siswanya positif Covid-19," kata Wapres.

Ia mengatakan, penyebaran varian Omicron sangat cepat. Bahkan, diperkirakan puncak penyebaran varian Omicron akan terjadi pada Februari 2022 hingga awal Maret 2022. Ia pun meminta antisipasi dan kesiapsiagaan semua pihak untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Kesiapan diantaranya dapat dilakukan dengan memperkuat tes dan tracing pada masyarakat. Terlebih, dengan adanya peningkatan penyebaran melalui transmisi lokal.

"Terkait dengan peningkatan jumlah tes, tracing, mengingat mereka yang terpapar varian omicron ini kebanyakan OTG (Orang Tanpa Gejala) dan juga orang yang komorbid, sakit ringan, ini berpotensi besar untuk memicu penularan berkelanjutan di masyarakat," kata Wapres.

Di sisi lain, Wapres juga meminta percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat dan penerapan aplikasi PeduliLindungi."Sekali lagi penerapan PeduliLindungi supaya diperketat, dan disanksi dan diumumkan bagi mereka para pelanggar," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement