Selasa 25 Jan 2022 01:36 WIB

Indonesia Siapkan Skenario Gelembung Perjalanan Selama Presidensi G20

Skema gelembung perjalanan dinilai sesuai dengan penanganan pandemi Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). Presidensi G20 Indonesia dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). Presidensi G20 Indonesia dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan mengusung tema Recover Together, Recover Stronger.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyiapkan skenario gelembung perjalanan atau travel bubble untuk para pemimpin dan delegasi yang akan menghadiri Presidensi G20.

"Skenario travel bubble juga sudah disiapkan memperhatikan perkembangan Covid saat ini di sisi yang satu, tapi di sisi yang lain kami ingin kesuksesan penyelenggaraan G20," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Baca Juga

Johnny mengungkapkan ada 150 rapat di 19 kota di Indonesia dan melibatkan 20.988 delegasi. Acara itu terbilang besar sehingga gelembung perjalanan akan diatur sesuai perkembangan virus corona.

Skenario gelembung perjalanan dinilai sebagai skema yang tepat untuk menjaga efektivitas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Dia berharap kasus Omicron segera masuk ke tahap puncak dan kemudian melandai agar pemerintah Indonesia bisa mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih tepat terkait penyelenggaraan acara-acara nasional.

"Ujian pertama kami adalah MotoGP yang akan diadakan pada Maret. Kalau itu sudah dilakukan dengan baik, maka nanti selanjutnya event-event G20 kami harapkan akan lebih baik lagi dengan pengalaman-pengalaman yang ada," ujar Johnny.

Saat ini, pemerintah telah menetapkan juru bicara untuk Presidensi G20. Indonesia membagi pembahasan isu pada forum itu dalam dua jalur pertemuan yaitu Sherpa Track dan Financial Track. Sherpa Track membahas isu-isu ekonomi non-keuangan mulai dari energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, antikorupsi, lingkungan, hingga perubahan iklim.

Financial Track memprioritaskan enam isu terkait dengan ekonomi yakni exit policy untuk pemulihan ekonomi global pascapandemi, dampak Covid-19 terhadap sektor rill, sistem pembayaran digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.

Johnny menyampaikan penunjukan juru bicara yang berkaitan dengan Sherpa Track diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sedangkan, posisi wakil ketua diisi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Kemudian, juru bicara yang berkaitan dengan Financial Track dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan posisi wakil ketua dijabat oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Adapun komunikasi umum terkait penyelenggaraan akan dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate.

Sedangkan, isu-isu khusus terkait kebijakan presiden dari Istana Presiden akan dilakukan oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko. Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga isu utama berupa transisi energi berkelanjutan, sistem kesehatan dunia, serta transformasi ekonomi dan digital. Puncak G20 akan berlangsung di Bali tepatnya lewat Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan digelar sekitar Oktober 2022.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement