Selasa 25 Jan 2022 01:26 WIB

Kasus Omicron di Tangsel Jadi 16 Kasus, Dinkes: Semua Transmisi Lokal

Dinkes Tangsel menyebut rata-rata pasien Omicron tidak menunjukan gejala berat

Rep: Eva Rianti / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan booster vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria lanjut usia. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Tangsel menjadi 16 kasus per 24 Januari 2022. Keseluruhan dari belasan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Seorang petugas kesehatan memberikan suntikan booster vaksin Pfizer COVID-19 kepada seorang pria lanjut usia. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Tangsel menjadi 16 kasus per 24 Januari 2022. Keseluruhan dari belasan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Tangsel menjadi 16 kasus per 24 Januari 2022. Keseluruhan dari belasan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.

“Omicron per hari ini ada 17, satu adalah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 16 transmisi lokal. Yang satu ini datanya ditarik ke pusat langsung, sehingga di Tangsel kini tercatat ada 16 kasus Omicron,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar saat dihubungi, Senin (24/1/2022).

Allin mengatakan, dari 16 kasus Omicron tersebut, lima orang diantaranya dinyatakan sembuh. Sementara selebihnya masih menjalani isolasi secara mandiri di rumah maupun di lokasi isolasi terpusat Rumah Lawan Covid-19 (RLC), atau menjalani perawatan di rumah sakit.

“Lima orang sudah sembuh. Tinggal sisanya isolasi di rumah (tujuh orang), di RS Hermina Ciputat ada satu (orang), dan RLC ada tiga (orang),” terangnya.

Data tersebut diketahui tidak termasuk kasus meninggal dunia di RS Sari Asih Ciputat yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan pada Sabtu (22/1/2022) lalu. Pasalnya, kasus tersebut disebut belum ada data hasil whole genome sequencing (WGS) nya dari pihak rumah sakit.

Allin menuturkan, Covid-19 varian Omicron menyebar dengan cepat, namun notabene pasiennya tidak mengalami gejala. “Penyebarannya memang cepat, tapi di lapangan rata-rata ini tidak bergejala, atau kalaupun ada, gejalanya ringan hanya sakit tenggorokan, batuk, dan pilek, jadi nggak parah,” kata dia.

Dengan adanya penambahan kasus Omicron, serta tren kenaikan kasus Covid-19 secara umum di Kota Tangsel, Allin menyoroti ihwal adanya dua kasus Omicron yang meninggal dunia untuk pertama kalinya di Indonesia baru-baru ini.

“Ini harus diwaspadai karena Omicron bisa mengakibatkan kasus kematian pada orang dengan komorbid dan lansia (lanjut usia), sehingga komorbid dan lansia ini menjadi fokus perhatian kita,” tuturnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement