Selasa 25 Jan 2022 13:03 WIB

Pedagang Pasar di Tangsel Belum Bisa Jual Minyak Goreng Rp 14 Ribu Besok

Pedagang dan pengawas pasar Tangsel belum dapat informasi satu harga minyak goreng

Rep: Eva Rianti / Red: Nur Aini
Pedagang menata minyak goreng kemasan, ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata minyak goreng kemasan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Sejumlah pedagang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten mengaku belum mengetahui informasi pemberlakuan kebijakan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter di pasar tradisional mulai besok, Rabu (26/1/2022).

Terpantau pada Selasa (25/1/2022), harga minyak goreng di Kota Tangsel masih berkisar di harga Rp 38 ribu per 2 liter atau Rp 19 ribu per liter. Pedagang mengatakan harga tersebut kemungkinan juga masih berlaku hingga beberapa hari ke depan. 

Baca Juga

Rizal, salah satu pedagang di Pasar Serpong, Tangsel mengatakan, belum memperoleh informasi mengenai penentuan harga Rp 14 ribu per liter yang diterapkan di Pasar Serpong. Hingga saat ini dia masih menjajakan minyak goreng dengan harga yang tinggi. 

"Belum ada (informasi), kami masih jual Rp 38 ribu per 2 liter. Itu semua se-Pasar Serpong segitu, semenjak Tahun Baru harga tinggi sampai sekarang belum turun," ujar Rizal saat ditemui di Pasar Serpong, Selasa (25/1/2022). 

Rizal menuturkan, para pedagang akan tetap mematok harga tersebut karena stok yang tersedia bermodal cukup tinggi, sehingga tidak mungkin dijual dengan harga Rp 14 ribu per liter. "Besok ya tetap jual Rp19 ribu per liter, tergantung modalnya, itu saja modalnya Rp 18.200. Harga segitu saja untungnya kecil, apalagi Rp 14 ribu per liter berapa rugi? Bukan lagi rugi malah, nggak bisa ngopi saya kalau jual segitu," ungkapnya, sambil terkekeh. 

Namun, pria asal Aceh tersebut mengatakan bisa saja mengikuti aturan dari pemerintah dengan mematok harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter, asal modalnya memang wajar melalui subsidi yang digelontorkan. Dia pun berharap subsidi tersebut benar-benar terealisasi di pasar tradisional. 

Pasalnya, sejak harga minyak goreng melambung tinggi, pendapatannya mengalami penurunan karena pembeli mengurangi kuantitas pembelian. Terlebih dia menyebut terkena dampak dari harga minyak goreng di toko ritel modern yang sudah dipatok Rp 14 ribu per liter sejak pekan lalu. 

Ditemui di lokasi yang sama, Pengawas Operasional Pasar Serpong Budi Uripto mengaku belum ada informasi dari pihak Dinas Perdagangan (Disperindag) Tangsel untuk memberlakukan satu harga minyak goreng di Pasar Serpong. Namun, dia menyebut sempat ada rencana operasi pasar untuk minyak goreng, hanya tidak jadi terealisasi. 

"Dari Disperindag kami belum dapat informasi. Cuma pernah Disperindag menawarkan ke kami mau ada operasi pasar minyak goreng, tetapi setelah rembugan ternyata di pedagang minyak goreng banyak, makanya dibatalkan," tuturnya. 

Dengan belum adanya informasi penentuan satu harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter, esok hari, Rabu (26/1/2022), harganya di Pasar Serpong kemungkinan besar juga masih tinggi. Namun, Budi mengatakan pihaknya siap mengoordinasikan jika Disperindag memberikan instruksi penentuan harga tersebut dan telah berkomunikasi dengan pemasok. 

"Kalau ada intervensi dari pemerintah ya sangat baik, akan mempengaruhi harga pasar biar cepat normal, karena minyak (stoknya) banyak, kenapa harganya tinggi?" ujarnya. 

Baca: 5 Kabupaten/Kota di NTT Belum Capai 70 Persen Vaksinasi Covid-19

Baca: Pasien Rawat Inap di RSDC Wisma Atlet Bertambah, Total Dekati 3.000 Orang

Baca: Kota Bandung Mulai Tes Covid-19 Acak Siswa dan Guru di Sekolah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement