REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan siswa dan guru di Kota Bandung yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mengikuti rapid tes antigen secara acak yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung. Salah satu yang terlibat adalah sekolah SMP Assalam di Jalan Balonggede, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022).
Pantauan, para siswa kelas 7, 8 dan 9 bersiap untuk dirapid tes antigen termasuk para guru sekolah. Terdapat 15 kelas di SMP Assalam dan masing-masing kelas diambil sampel 2 orang siswa.
"Kegiatan mengambil sampel rapid tes antigen itu dilakukan kepada 30 siswa dan 5 orang guru total 35 orang," ujar dr Intan Rita, dokter umum di Puskesmas Pasundan saat ditemui di SMP Assalam, Selasa (25/1/2022).
Dia menuturkan, apabila ditemukan siswa atau guru yang positif Covid-19 maka akan ditindaklanjuti dengan tes PCR dan isolasi mandiri. Selain itu mereka yang melakukan kontak erat akan turut ditelusuri dan dilakukan tes.
Pada tahap kedua rapid tes antigen acak ini Puskesmas Pasundan hanya melakukan tes di SMP Assalam. "Hanya satu hari ini SMP Assalam saja," katanya.
Kepala SMP Assalam Kota Bandung Andri Faturahman mengatakan, kegiatan surveilans rapid tes antigen acak kepada siswa dan guru dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Terlebih sejumlah sekolah sudah menggelar PTM 100 persen.
"Kami ingin mengetahui sejauh mana prokes yang kami lakukan itu bisa mencegah penularan Covid-19. Alhamdulillah bekerja sama dengan puskesmas Pasundan melaksanakan swab acak dengan responden siswa 30 siswa dan pengajar 5 orang," katanya.
Dia berharap, seluruh siswa dan guru yang mengikuti tes mendapatkan hasil negatif Covid-19 sehingga PTM yang digelar sejak awal Januari tahun 2022 tetap dapat berlangsung. Pelaksanaan PTM 100 persen sudah mendapatkan izin dari orang tua dan siswa.
Selama pelaksanaan PTM, pihaknya menerapkan standar protokol kesehatan yaitu anak harus dalam kondisi sehat, sarapan di rumah, membawa peralatan sendiri. Saat datang ke sekolah, akan dicek suhu tubuh dan mereka yang didapati melebihi standar akan diberikan waktu istirahat dan dicek kembali.
Selanjutnya anak-anak akan melaksanakan kegiatan belajar dengan meja dan kursi terpisah dengan siswa lain. Pihaknya mengingatkan siswa untuk membatasi kegiatan di luar sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Apabila ditemukan siswa yang terpapar, maka pihaknya akan langsung melakukan isolasi dan kembali tes PCR. Pihaknya pun sudah menyiapkan rencana kegiatan belajar online kembali atau PTM.