REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong pengembangan bisnis grup PT Telkom Indonesia (Persero). Erick mengaku telah membagi tugas dan fokus antara Telkom dengan Telkomsel.
"Telkom fokus infrastruktur digital dan B to B seperti pembangunan menara, data center, hingga cloud. Sementara Telkomsel akan fokus ke B to C sebagai digital company seperti Metaverse, Games Finance, dan kreator konten," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/1/2022).
Erick menyampaikan, perubahan fokus Telkom Grup merupakan upaya dalam mempersiapkan daya saing Indonesia dalam bidang teknologi dan digitalisasi di era disrupsi saat ini. "Era disrupsi sekarang tidak hanya cukup dengan infrastruktur hardware seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, tapi penting juga infrastruktur digital mulai dibangun dari sekarang," ucap Erick.
Erick mengatakan, persaingan ekonomi digital semakin sengit yang mana adanya desentralisasi asisten keuangan secara masif. Erick menyebut, kemajuan teknologi dan digitalisasi bak dua sisi mata uang.
Bagi sebuah negara, ucap Erick, terdapat sebuah tantangan dan ancaman bagaimana mata uang atau keuangan tidak dipegang negara, melainkan pihak lain. Namun bagi masyarakat, lanjut Erick, kehadiran teknologi memberikan kesempatan baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Erick mencontohkan perkembangan teknologi seperti Non Fungible Token (NFT) yang tengah melejit di jagat maya. Erick menyampaikan kehadiran NFT memberikan seseorang kepemilikan atas aset digital berupa audio, gambar, hingga video di Metaverse atau dunia virtual.
Kondisi ini, ucap Erick, memungkinkan seseorang memperjualbelikan aset digital. Erick menilai dunia baru tersebut akan mengubah banyak hal seperti para pelukis yang akan mendapatkan dana dari setiap transaksi lukisan yang terjual.
"Teknologi seperti pisau bermata dua maka nya Telkom dan Telkomsel harus berubah dan beradaptasi pada perubahan dunia," ungkap Erick.