REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kebijakan minyak goreng (migor) satu harga sebesar Rp 14 ribu per liter melalui subsidi akan diterapkan di pasar tradisional pada pekan ini. Harga minyak goreng si pasar tradisional Kota Bogor masih berada di atas Rp 14 ribu per liter, lantaran para pedagang masih menunggu info lebih lanjut dari pihak distributor.
Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), Muzakkir, mengatakan harga minyak goreng di pasar-pasar Kota Bogor masih berada di angka Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter.
“Mungkin karena masih stok lama. Biasanya setelah satu mingguan baru mulai harga normal,” kata Muzakkir kepada Republika, Selasa (25/1).
Salah seorang pemilik toko kelontong di Pasar Induk Jambu Dua, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor bernama Iman (38 tahun) masih menjual minyak seharga Rp 20 ribu per liter. Hingga saat ini, modal yang dikeluarkan untuk membeli minyak dari distributor yakni sebesar Rp 218 ribu per lusin, atau sekitar Rp 18 ribu untuk minyak goreng sebanyak 1 liter.
“Jadi saya jual masih Rp 20 ribu, dapat modalnya masih mahal. Dari distributornya belum ada informasi buat ngasih modal di bawah harga Rp 14 ribu,” kata Iman ketika ditemui di tokonya.
Iman menjelaskan, beberapa waktu lalu pihak distributor sempat menarik beberapa lusin minyak goreng yang telah disebar ke para pedagang. Selain itu, ada informasi jika Rabu pekan ini akan ada penyesuaian harga minyak goreng dari para distributor.
Hanya saja, sampai sekarang, dia belum mendapatkan informasi dari distributor untuk memberikan harga modal minyak goreng di bawah Rp 14 ribu. “Jadi, pokoknya kita menunggu distributor harga murah. Distribuornya dulu disubsidi, baru kita bisa ngikutin (jual minyak harga murah),” kata Iman.
Senada dengan Iman, pedagang lain di Pasar Induk Jambu Dua bernama Ijul (27 tahun), masih menjual minyak goreng 2 liter seharga Rp 38 ribu. Sebab ia pun belum mendapatkan harga modal minyak goreng di bawah Rp 14 ribu.
Selain itu, sambung dia, stok minyak goreng di tokonya tersisa sekitar lima kerat lagi. Dia memilih, untuk tidak mengembalikan barangnya ke distributor agar pembeli yang datang ke tokonya masih bisa mendapat minyak goreng.
“Saya mah kalau mau harga Rp 38 ribu mangga (silahkan) ambil, tapi kalau nggak jadi beli nggak apa-apa. Daripada nggak ada barang,” tutur Ijul.