Sebelas Sekolah Terpilih untuk Akselerasi Sekolah Muhammadiyah Unggul
Rep: my42/ Red: Yusuf Assidiq
Peserta workshop akselerasi sekolah/madrasah Muhammadiyah unggul. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menyelenggarakan workshop akselerasi sekolah/madrasah Muhammadiyah unggul di Hotel Sofyan, Jakarta, 22-24 Januari 2022. Workshop tersebut mengusung tema Merancang Program Sinergisitas Pendidikan Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan dan menghasilkan sebelas sekolah terpilih untuk program percepatan.
Antara lain, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, SMA MBS Sleman Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, SMA Ahmad Dahlan Metro Lampung, SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul, dan SMA Taruna Muhammadiyah Muntilan Magelang.
Agenda workshop ini merupakan agenda kedua setelah lokakarya pertama di Surakarta. Program ini memiliki tujuan sebagai program akselerasi sekolah/madrasah Muhammadiyah untuk mewujudkan pendidikan unggul.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah, Dr H Kasiyarno, menyampaikan bahwa program percepatan merupakan harapan dari PP Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas sekolah Muhammadiyah, khususnya dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) secara nasional.
“Dari workshop ini, sekolah Muhammadiyah bisa mendapat pengetahuan dan strategi untuk membina siswanya menghadapi UTBK”, jelas Dr Kasiyarno. Kesebelas sekolah yang dipilih adalah sekolah-sekolah yang sudah memiliki faktor keunggulan sehingga tidak akan berat dalam mencapai ranking di UTBK.
Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Abdulah Mukti, pun memberi apresiasi terhadap sebelas sekolah yang terpilih. Dijelaskan bahwa tujuan program ini adalah amanah dari PP Muhammadiyah, ingin mengembalikan ruh Muhammadiyah sebagai pembaharu, pelopor seolah modern, berkemajuan, dan berkualitas.
Salah satu dari sebelas sekolah yang terpilih adalah Madrasah Mu’allimaat. Hal tersebut karena Madrasah Mu’allimaat memiliki identitas, historisitas, SDM, daya dukung, posisi, dan ikonis yang berbeda dari sekolah yang lain.
“Saat melihat Madrasah Mu’allimaat, seperti melihat 'Aisyiyah dan Muhammadiyah, sekolah pertama yang didirikan KH Ahmad Dahlan. Selain itu, selama 10 tahun terakhir terdapat lompatan dan perkembangan. Intinya sudah ada modal untuk melakukan percepatan,” ujar Abdulah, menegaskan.