Selasa 25 Jan 2022 19:12 WIB

Candra Darusman Pimpin Yayasan Anugerah Musik Indonesia

YAMI merupakan organisasi independen yang memberi perhatian kepada musisi

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Gita Amanda
Musisi Candra Darusman resmi menggantikan Dwiki Dharmawan sebagai Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia.
Foto: Yayasan Anugerah Musik Indonesia
Musisi Candra Darusman resmi menggantikan Dwiki Dharmawan sebagai Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Candra Darusman resmi menggantikan Dwiki Dharmawan sebagai Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI). Candra yang tergabung dalam kelompok jaz Chaseiro dan Karimata juga merupakan salah satu pendiri YAMI.

YAMI merupakan organisasi independen yang memberikan penghargaan tertinggi kepada insan musik kreatif Indonesia yang berprestasi lewat AMI Awards. Saat pertama kali didirikan, Ketua Umum YAMI adalah Erwin Harahap selama periode 1996-1999. Erwin kemudian digantikan oleh Dimas Wahab pada 1999-2003, berlanjut dengan kepemimpinan Titiek Puspa (2003-2006).

Baca Juga

Jabatan tersebut lantas diserahterimakan ke Tantowi Yahya yang menjabat selama dua periode, yakni selama rentang waktu 2006-2016. Setelah itu, posisi Ketua Umum dijabat oleh Dwiki Dharmawan sejak 2016 hingga 2022.

photo
Musisi Candra Darusman resmi menggantikan Dwiki Dharmawan sebagai Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia. - (Yayasan Anugerah Musik Indonesia)

Menurut Candra, Dwiki banyak menorehkan prestasi selama menjabat sebagai ketua umum. Hal itu mempermudah pekerjaan orang yang menjabat sebagai ketua selanjutnya karena tinggal meneruskan apa yang dicapai Dwiki.

Candra pun menyatakan menerima jabatan Ketua Umum YAMI. "Saya merasa punya tanggung jawab untuk memberikan kontribusi," kata Candra pada pernyataan resminya yang diterima Republika, Selasa (25/1).

Sepanjang penyelenggaraan AMI, banyak terjadi pencapaian dan perubahan demi kemajuan. Di masa kepemimpinan Dwiki Dharmawan di YAMI, terjadi perubahan dalam industri musik, termasuk peralihan rilisan fisik ke digital.  

Perubahan tersebut berdampak pula dalam penambahan jumlah karya yang masuk ke AMI. Sebagai perbandingan, AMI 2016 hanya menerima 600 karya, sedangkan AMI 2021 menerima 4.645 karya dengan kenaikan sangat besar.

Dari sisi voting pun mengalami transformasi, yakni proses manual yang 100 persen beralih menjadi daring sejak AMI 2019. Di masa pandemi, Sidang Kategorisasi dilakukan secara hybrid dan daring.

Secara internal, AMI juga berhasil menata perpajakan dan memperoleh hak paten atas brand dan logo AMI Awards. Dengan semua itu, Dwiki menutup masa jabatannya dengan penuh syukur.

Dia berharap AMI Awards terus konsisten memberikan penghargaan paling bergengsi bagi insan musik Indonesia. Semangat yang konsisten disebutnya penting supaya memicu insan musik Indonesia untuk terus menghasilkan karya produksi yang terbaik.

"Terima kasih atas kepercayaannya selama enam tahun terakhir. Saya beruntung mengemban amanat sebagai Ketua Umum Yayasan AMI dan menjadi bagian penting dari perkembangan industri musik Indonesia," ungkap Dwiki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement