REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim, Irlandia, dan Gipsi menjadi sasaran kebencian dan diskriminasi di Inggris. Hal itu diungkap dalam sebuah studi yang dipublikasikan University of Birmingham.
"Yang menarik adalah Anda dapat melihat ada, misalnya, diskriminasi terhadap orang Karibia dan Afrika di Inggris, tetapi dalam survei orang tidak mengungkapkan permusuhan itu dengan cara yang mereka lakukan terhadap Muslim, seperti yang mereka lakukan terhadap Gipsi dan Wisatawan Irlandia," kata Penulis laporan, dan seorang dosen sosiologi dan studi agama, Dr Stephen Jones, dilansir dari laman Sky News pada Selasa (25/1).
“Jadi saya pikir ada perasaan tertentu di mana permusuhan semacam itu dapat diterima secara publik, tidak mendapatkan jenis penolakan yang sama seperti yang diterima oleh bentuk-bentuk rasisme dan prasangka lainnya. Cukup mengapa itu adalah pertanyaan yang kompleks, itu tergantung pada representasi media kami, kepemimpinan politik kami hingga berbagai faktor sejarah dan budaya yang berbeda," lanjutnya.
Survei, bersama dengan YouGov, memperhitungkan pandangan 1.667 orang. Itu menemukan bahwa 44,6 persen memandang negatif Wisatawan Gipsi dan Irlandia, 25,9 persen merasa negatif terhadap Muslim, 8,5 persen merasa negatif terhadap orang Yahudi, 6,4 persen merasa negatif terhadap orang kulit hitam, dan 8,4 persen merasa negatif terhadap orang kulit putih.
Seorang pelancong Gipsi Romawi Inggris, Abilene McShane mengatakan, dia tidak terkejut dengan temuan itu. Dia menghadapi prasangka, dan lebih buruk lagi hampir setiap hari. "Saya bisa masuk ke ruangan yang penuh dengan orang dan merasakan kebencian dari ruangan yang penuh dengan orang itu," katanya.