Undip Kini Miliki Laboratorium Lapangan KHDTK di Hutan Penggaron
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Salah satu inovasi budidaya microalgae ramah lingkungan yang dikembangkan dari KHDTK Wanadipa Undip di lingkungan Hutan Penggaron. | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Universitas Diponegoro (Undip) kini miliki laboratorium/ kampus lapangan berupa Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) di hutan Penggaron, di kawasan Perhutani KPH Semarang, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Fasilitas laboratorium sekaligus kampus lapangan seluas 99,65 hektare yang diberi nama KHDTK Wanadipa Undip ini, telah diresmikan oleh Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, Selasa (25/1).
Bersamaan dengan peresmian ini, Rektor Undip juga meremikan sekaligus bangunan Joglo Bale Wanadipa Undip yang berada di lokasi yang sama.
Joglo berukuran 9 x 10 meter --yang terbuat dari kayu jati berusia lebih dari satu abad-- ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para petani di sekitar lingungan KHDTK Wanadipa.
“Sehingga KHDTK Wanadipa ini merupakan laboratorium/kampus lapangan yang dapat digunakan oleh civitas akademika Undip beserta masyarakat setempat,” ungkap Kepala Kantor KHDTK, Prof Dr Sri Puryono KS MP.
Menurutnya, pengelolaan KHDTK sangat membantu untuk melestarikan ekosistem hutan hujan tropika Penggaron, yang tiap bulan Mei dan Juni ‘menjadi ‘rest area’ bagi spesies burung yang bermigrasi dari Australia.
Maka sebisa mungkin dijaga kesrian lingkungannya. “Bila perlu disediakan pakan burung sehingga suatu saat bisa menjadi habitat permanen yang dapat bermanfaat bagi kepentingan edukasi maupun penelitian,” tegasnya.
Hal ini diamini Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha SH MH yang hadir dalam peresmian ini. Ia berharap KHDTK Wanadipa ini dapat menjadi sarana edukasi dan media penelitian yang tidak hanya bermanfaat bagi civitas akademika Undip, namun juga masyarakat yang lebih luas.
“Sehingga –selain nilai kemanfaatan—keberadaan fasilitas laboratorium/ kampus lapangan ini juga dapat menjadikan Kabupaten Semarang dikenal karena fasilitas yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum mengajak segenap civitas akademika Undip untuk memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik- baiknya serta untuk kebaikan bersama.
“Let’s do the best for this country, menjaga hutan adalah salah satu upaya kita. Hutan ini amanah untuk kita, semoga bisa mensejahterakan masyarakat dan pemerintah setempat,” ungkapnya.
Menurut Rektor, melalui Sekolah Pasca Sarjana Undip, penataan tata batas, inventarisasi dan pembuatan zonasi dilaksanakan oleh Undip berdasarkan keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui Kepmen SK.339/MENLHK/SETJEN/PLA.2/8/2020.
Selain dapat digunakan untuk kegiatan akademik, KHDTK Wanadipa Undip juga bakal dikembangkan menjadi kawasan eduwisata dan bisnis.
“Karena pengelolaan KHDTK Wanadipa Undip melibatkan masyarakat setempat dengan mengedepankan aspek kualitas penelitian, pemanfaatan hutan serta pengabdian masyarakat,” kata rektor.
Kegiatan terbaru KHDTK Wanadipa Undip bersama dengan program Kedaireka yaitu Integrated Farming System (IFS), yang fokus pada pengelolaan sumberdaya hutan menjadi komoditas mulai dari pembudidayaan, pengolahan bahan dan limbah hingga menjadi produk.
Sarana prasarana lain yang akan dibangun di kawasan ini antara lain kantor, jalan dan kandang hewan. Sehingga keberadaan Joglo Bale Wanadipa Undip penting dalam membantu jalannya kegiatan.
Inovasi dari beragam segi keilmuan yang dikembangkan di KHDTK Wanadipa Undip mencakup budidaya microalgae ramah lingkungan (bidang pertanian), budidaya sapi dan domba dengan komoditas utama produksi biogas, kompos padat cair dan susu (bidang peternakan).
Selain itu juga pengembangan bioenergi. “Program ini akan dikelola bersama para mitra Undip, salah satunya adalah kelompok masyarakat setempat yang mayoritas adalah petani melalui kelompok tani Pesanggem (petani pengelola lahan hutan),” tegas rektor.