Selasa 25 Jan 2022 21:57 WIB

Polisi Selidiki Gelaran Pesta di Downing Street Selama Lockdown

Polisi menyelidiki potensi pelanggaran lockdown di Downing Street dan Whitehall

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat selama briefing media virus corona di Downing Street, London, Selasa, 4 Januari 2022. Johnson melihat tidak perlunya pembatasan lebih lanjut untuk mengekang penyebaran varian omicron virus corona, kata juru bicaranya sebelum pers konferensi pada hari Selasa.
Foto: AP/Jack Hill/Pool The Times
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberi isyarat selama briefing media virus corona di Downing Street, London, Selasa, 4 Januari 2022. Johnson melihat tidak perlunya pembatasan lebih lanjut untuk mengekang penyebaran varian omicron virus corona, kata juru bicaranya sebelum pers konferensi pada hari Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Metropolitan telah meluncurkan penyelidikan terkait sejumlah acara ke pesta yang diadakan di kediaman Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atau Downing Street, selama pandemi Covid-19. Komisaris Polisi, Cressida Dick, mengatakan, polisi sedang menyelidiki potensi pelanggaran peraturan pembatasan untuk mencegah Covid-19 di Downing Street dan Whitehall sejak 2020.

"Penyelidikan diluncurkan berdasarkan dari informasi yang diberikan oleh tim penyelidikan Kantor Kabinet yang dipimpin oleh pegawai negeri senior, Sue Gray," ujar Dick, dilansir BBC News, Selasa (25/1).

Kantor Kabinet mengatakan, Gray tetap akan melanjutkan penyelidikan pelanggaran yang dilakukan di Downing Street. Berita tentang penyelidikan ini muncul setelah Johnson menghadapi tuduhan terkait pesta ulang tahun yang digelar di Downing Street pada Juni 2020.

Sebelumnya seorang mantan penasihat senior Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, dia berani bersumpah bahwa Johnson mengetahui ada pesta yang digelar di Downing Street selama penguncian atau lockdown Covid-19. Dominic Cummings menuding Johnson telah berbohong kepada parlemen.

Cummings mengatakan di Twitter, perdana menteri telah setuju bahwa pesta minuman alkohol harus dilanjutkan. Cummings merupakan salah satu arsitek Brexit, dan mantan penasihat senior Johnson. Dia meninggalkan pemerintahan pada November 2020.

"Bukan hanya saya, tetapi ada saksi mata lain yang membahas hal ini. Inilah yang terjadi," ujar Cummings.

Pekan lalu ITV News menerbitkan undangan email dari Sekretaris Pribadi Utama Johnson, Martin Reynolds terkait acara pesta ada 20 Mei 2020. Dalam undangan tersebut, Reynolds menulis agar masing-masing peserta membawa minuman alkohol.

Cummings mengatakan, Reynolds diminta untuk membatalkan undangan oleh dua orang. Reynolds kemudian bertanya kepada Johnson apakah pesta itu harus dilanjutkan.

"PM menyetujuinya," kata Cummings

Sebelumnya, juru bicara Johnson membantah bahwa perdana menteri mengetahui tentang pesta pada 20 Mei 2020. "Tidak benar untuk mengatakan bahwa perdana menteri telah menerima pemberitahuan atau peringatan sebelumnya," kata juru bicara itu.

Media Inggris melaporkan bahwa, setidaknya 11 pesta terjadi di Downing Street yang merupakan kediaman dan kantor resmi perdana menteri. Termasuk dua pesta yang digelar pada malam pemakaman Pangeran Philip pada April 2021. Perhelatan pesta juga digelar di departemen pemerintah lainnya antara Mei 2020 dan April 2021, ketika pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial untuk menekan kasus Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement