Rabu 26 Jan 2022 05:54 WIB

Setelah Arteria Dahlan, Ridwan Kamil Kini Sesalkan Pernyataan Edy Mulyadi

Emil berharap nilai kebinekaan harus tetap diutamakan oleh seluruh masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberi tanggapan terkait pernyataan Edy Mulyadi yang menilai Ibu Kota Baru (IKN) di Kalimantan sebagai tempat jin buang anak. Ridwan Kamil menilai, hal itu sangat mencederai nilai kebinekaan.

Menurut Ridwan Kamil, pernyataan itu seharusnya tidak keluar setelah ada fenomena sebelumnya, yaitu Arteria Dahlan soal permintaan Kejagung untuk mencopot Kejati yang menggunakan bahasa Sunda saat rapat.

Baca Juga

"Saya menyesalkan dalam waktu yang berdekatan, kita diributkan dengan tindakan atau ucapan dari mereka secara terang-terangan di ruang publik yang akhirnya menyakiti perasaan kelompok masyarakat yang menjadi sebuah bagian dari yang namanya rumah kebinekaan Indonesia," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Tahura Bandung, Selasa (25/1/2022).

Emil mengatakan, di Islam ada sebuah hadis yang menyatakan, berbicara yang baik atau diam. Adapun jika harus berbicara maka harus yang baik-baik, dan itu merupakan pilihan. Namun, pada akhirnya narasi yang disampaikan bisa dengan bahasa  tidak baik dan dengan bahasa yang baik. "Saya mohon kita edukasi anak dan cucu, kita menyampaikan argumen gunakanlah bahasa yang baik dan tidak menyinggung sehingga mudah-mudahan masalah ini bisa tuntas," katanya.

Dalam kondisi saat ini, Emil berharap nilai kebinekaan harus tetap diutamakan oleh seluruh masyarakat. Jangan sampai,  pernyataan yang disampaikan pada publik menyakiti banyak orang atau golongan tertentu.

"Kalau ada aspek hukum harus dihadapi dan aspek psikologisnya menjadi pelajaran bahwa meminta maaf itu penting, dan mengakui kesalahan itu penting, dan jangan diulangi," katanya.

Sebelumnya, video pernyataan Edy Mulyadi terkait IKN Nusantara beredar. Ia menyebut Kalimantan Timur yang akan jadi ibu kota negara baru merupakan tempat jin buang anak.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغْوِ فِيْٓ اَيْمَانِكُمْ وَلٰكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُّمُ الْاَيْمَانَۚ فَكَفَّارَتُهٗٓ اِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسٰكِيْنَ مِنْ اَوْسَطِ مَا تُطْعِمُوْنَ اَهْلِيْكُمْ اَوْ كِسْوَتُهُمْ اَوْ تَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ ۗفَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ كَفَّارَةُ اَيْمَانِكُمْ اِذَا حَلَفْتُمْ ۗوَاحْفَظُوْٓا اَيْمَانَكُمْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukum-Nya kepadamu agar kamu bersyukur (kepada-Nya).

(QS. Al-Ma'idah ayat 89)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement