REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, Indonesia telah berhasil melewati periode libur panjang Nataru dengan tetap mempertahankan kasus terendah di tengah kenaikan varian Omicron. Menurut dia, terdapat dua modal kunci dalam pengendalian kasus Covid-19 agar tak terjadi kenaikan tajam.
Pertama yakni kekebalan komunitas, utamanya karena vaksinasi dan karena pernah tertular. Serta kedua yakni peran aktif masyarakat dalam mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan.
“Pembelajaran dari keberhasilan pengendalian kasus ini tentunya harus terus kita pegang sebagai modal ke depan, terlebih melihat saat ini masih terjadi sedikit kenaikan kasus,” kata Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip pada Rabu (26/1).
Wiku menjelaskan, dari sisi kekebalan komunitas per 20 Januari 2022, capaian vaksinasi dosis lengkap telah mencapai 45,92 persen dari total populasi. Pemerintah juga melakukan antisipasi pengendalian kasus dengan melakukan vaksinasi booster pada daerah yang kekebalan komunitasnya mulai berkurang.
“Program vaksin booster juga merupakan respon atas perluasan varian Omicron yang dapat menghindari kekebalan yang telah terbentuk sebelumnya,” kata dia.
Sedangkan dari aspek protokol kesehatan terjadi tren peningkatan persentase provinsi yang patuh memakai masker dan menjaga jarak. Satgas mencatat, pada Mei 2021 lalu hanya terdapat sekitar 30 persen dari 34 provinsi yang patuh prokes.
Namun saat ini angkanya semakin meningkat menjadi lebih dari 60 persen dari 34 provinsi yang patuh prokes. Wiku pun mengapresiasi peningkatan kepatuhan dalam melakukan protokol kesehatan ini.
“Dan sudah seyogyanya kepatuhan menjalankan prokes dijadikan bagian dari adaptasi kebiasaan baru yang harus terus dilaksanakan demi mempertahankan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman Covid-19,” ujarnya.