Rabu 26 Jan 2022 11:13 WIB

Saudi-Thailand Kembali Tempatkan Duta Besar

Pertemuan Arab Saudi-Thailand ini pertama kali setelah hampir tiga dekade.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, di Istana Kerajaan di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (25/1/2022). Kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan tingkat tinggi pertama setelah tiga dekade.
Foto: Bandar Aljaloud/Saudi Royal Palace via AP
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, di Istana Kerajaan di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (25/1/2022). Kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan tingkat tinggi pertama setelah tiga dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dan Thailand sepakat untuk bertukar duta besar dalam pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara pada Selasa (25/1/2022). Momen ini terjadi sejak pertikaian atas pencurian perhiasan hampir tiga dekade lalu.

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha yang sedang berkunjung ke Riyadh menyepakati penunjukan duta besar dalam waktu dekat. Keputusan ini, menurut pernyataan bersama di media pemerintah Saudi, untuk memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan.

Baca Juga

Arab Saudi menurunkan hubungan dengan Bangkok setelah pertikaian diplomatik atas pencurian pada 1989 permata senilai 20 juta dolar AS oleh seorang petugas kebersihan Thailand yang bekerja di istana seorang pangeran Saudi. Kasus ini kemudian dikenal sebagai Skandal Blue Diamond. Setahun setelah pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah dalam satu malam.

Pernyataan bersama itu mengatakan Prayuth menyatakan penyesalan yang tulus atas peristiwa tragis di Thailand antara 1989- 1990. Dia mengatakan pemerintahnya siap untuk mengajukan kasus kepada pihak berwenang yang berwenang jika ada bukti baru yang relevan.

Pencurian permata tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di Thailand dan diikuti oleh kehancuran berdarah yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand. Sejumlah besar permata, termasuk berlian biru langka, belum ditemukan.

Pada 2014, pengadilan pidana Thailand menolak kasus terhadap lima pria, termasuk seorang perwira polisi senior, yang didakwa membunuh pengusaha Saudi Mohammad al-Ruwaili. Sosok pengusaha itu menghilang satu bulan setelah menyaksikan salah satu penembakan diplomat Saudi.

Selain pertukaran duta besar dan permintaan maaf dari Thailand, pertemuan itu pun membuka pintu perjalanan untuk kedua negara. Saudi Arabian Airlines mengumumkan dalam sebuah posting Twitter pada Selasa bahwa mereka akan memulai kembali penerbangan langsung ke Thailand pada Mei.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement