REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dilakukan untuk meningkatkan aspek keselamatan penerbangan. Hal itu juga sekaligus untuk memberi kenyamanan kepada tamu negara yang mendarat di Jakarta.
"Bapak Presiden menugaskan Kementerian Perhubungan untuk melakukan revitalisasi Bandara Halim," kata Budi Karya dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Budi menjelaskan, saat ini kondisi bandara Halim Perdanakusuma sudah tidak memadai, khususnya di landasan pacunya (runway). Menurut dia, utilitas runway di Bandara Halim Perdanakusuma hanya 40 persen. Sehingga perlu dilakukan revitalisasi saat ini karena dikhawatirkan tidak bisa digunakan pada tahun depan.
Adapun beberapa hal yang bakal jadi sasaran renovasi di Bandara Halim Perdanakusuma, di antaranya penyehatan runway dan landasan hubung (taxiway), serta peningkatan landas parkir pesawat atau apron Naretama dan Naratama. Selain itu, akan dilakukan perbaikan sistem drainase dan pengelolaan air yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR.
"Tata airnya juga tidak baik, maka kami koordinasikan dengan Kementerian PUPR membuat manajemen pengelolaan air di sekitar Halim," ujar Budi. Dia menambahkan, Kemenhub juga terus berkoordinasi dengan TNI, Kemenkeu, dan Kemenhan untuk melaksanakan revitalisasi tersebut.
Budi menyampaikan, Bandara Halim Perdanakusuma mulai Rabu, ditutup dan operasional penerbangan dipindahkan ke Bandara Soekarno Hatta. "Mulai hari ini ditutup dan pergerakannya dipindahkan ke Soetta. Kami berkoordinasi dengan Angkasa Pura II untuk memastikan kegiatan di Soetta dapat menggantikan kegiatan dari Halim," katanya.