Kasus Aktif Covid-19 Bertambah di Kabupaten Semarang
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Lonjakan Kasus Covid-19 | Foto: republika/mgrol100
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang terus mewaspadai penambahan kasus baru Covid-19 yang terjadi di daerahnya. Pada saat yang sama Dinkes setempat juga melakukan antisipasi lonjakan Covid-19, termasuk varian baru Omicron.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Nur Hidayat yang dikonfirmasi mengatakan, pada hari ini, Dinkes mencatat telah terjadi penambahan kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Semarang.
Jika sampai dengan Rabu (26/1) pagi hanya ada lima kasus Covid-19, jumlah tersebut naik menjadi sembilan kasus, terhitung sampai Rabu siang. Namun, jelas Syaiful, pertambahan kasus itu telah ditangani dan masih cukup terkendali. “Sehingga, untuk leveling daerah, Kabupaten Semarang masih berada di level 1,” jelasnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Adanya penambahan kasus baru ini, Dinkes telah melakukan antisipasi guna mengendalikan penyebaran Covid-19, dengan menggencarkan tracing untuk mengetahui kemungkinan adanya penambahan kasus. Jadi, masih jelas Syaiful, setiap puskesmas melakukan skrining dengan mengambil 40 sampling per hari.
Total ada 26 puskesmas ditambah permintaan dari beberapa instansi, seperti Polres Semarang yang kemarin minta dilakukan skrining kurang lebih hingga 500 sampling. Untuk antisipasi lainnya, Dinkes juga melakukan percepatan vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun.
Adapun pada hari ini cakupan vaksinasi anak usia 6-11 sudah mencapai 85 persen. Selain vaksnasi anak, untuk vaksinasi booster juga terus dikebut. “Bahkan Dinkes Kabupaten Semarang juga melakukan vaksinasi jemput bola, dengan membentuk beberapa dan dibagi untuk mendatangi sejumlah instansi serta melakukan vaksinasi jemput bola di desa-desa,” tambahnya.
Dari sembilan kasus Covid-19 yang kini ditangani Dinkes, kata Syaiful, belum dapat diketahui varian virusnya. "Karena kita belum bisa melakukan pemeriksaan khusus, apakah itu varian Omicron atau varian Delta," kata dia.
Namun dari sembilan kasus tersebut, ada yang memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah, di mana dua kasus di antaranya baru melakukan perjalanan dari Jakarta. Selain itu juga ada yang berasal dari luar kota yang bersekolah dan diasramakan di Kabupaten Semarang.
“Memang, kebanyakan dari luar kota dan dari sembilan pasien tersebut hanya satu yang ber-KTP Kabupaten Semarang. Yang lain memang warga pendatang dan berdomisili di Kabupaten Semarang,” tambahnya.
Syaiful menegaskan, hasil tracing terhadap kontak erat para pasien yang dilakukan Dinkes menunjukkan negatif. Karena Dinkes segera mengambil langkah cepat untuk melakukan isolasi terhadap pasien yang bersangkutan.
Dari sembilan kasus tersebut, dua orang pasien di antaranya kini ditangani di Rumah Sakit Gunawan Mangunkusumo (RSGM) Ambarawa. Atas terjadinya penambahan kasus ini, Dinkes Kabupaten Semarng juga mewanti-wanti masyarakat, bahwa saat ini pandemi belum berakhir.
Jangan menyepelekan Covid-19 dan tetap mengurangi mobilitas. Warga yang belum vaksin juga segera diminta mendatangi gerai vaksin dan yang tidak perlu bepergian karena urusan yang penting sementara dihindari, termasuk kegiatan kumpul-kumpul sementara dihindari.
Bahkan kalau bisa warga dari luar daerah yang akan masuk Kabupaten Semarang dikurangi, terutama warga Jakarta dan sekitarnya. “Karena di sana (Jakarta dan sekitarnya), kasusnya meningkat dengan tajam,” ujar Syaiful.