Dinkes Kabupaten Semarang Belum Bisa Memastikan Omicron di Daerahnya
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dinkes Kabupaten Semarang Belum Bisa Memastikan Omicron di Daerahnya (ilustrasi). | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang belum dapat memastikan apakah varian baru Omicron sudah masuk ke Kabupaten Semarang atau belum. Pasalnya, untuk memastikan hal ini membutuhkan uji khusus yang belum dapat dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Semarang.
“Soal Omicron, saya belum berani mengatakan apakah sudah masuk Kabupaten Semarang atau belum. Ada kemungkinan sudah masuk, tetapi kita belum bisa mendeteksi,” ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Nur Hidayat, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (26/1).
Tetapi, lanjutnya, tanda- tanda dari sembilan kasus Covid-19 yang saat ini ditengani oleh Dinkes kabupaten Semarang memang belum mengarah ke Omicron. Hanya saja, untuk mengetahui apakah Covid-19 tersebut varian Omicron atau bukan harus ada pemeriksaan khusus, uji Whole genome Sequencing (WGS) yang memakan waktu hingga dua pekan.
Dinkes Kabupaten Semarang sudah mengirimkan uji sampel WGS dari pasien Covid-19 yang saat ini ditangani ke Labkesda Provinsi Jawa Tengah, tetapi hasilnya memang belum keluar karena memang harus antri. Sehingga itu yang menjadi salah satu alasan kenapa varian Omicron dimungkinkan sudah masuk atau bisa juga belum.
“Jadi, kita belum tahu, mungkin juga dari yang sembilan kasus Covid-19 yang sekarang ditangani Dinkes Kabupaten Semarang ini ada yang Omicron. Tetapi kepastiannya kita belum tahu dan harus menunggu sampel yang sudah kita kirim nanti hasilnya seperti apa,” tegas Syaiful.
Ia juga menyampaikan, sembilan kasus aktif Covid-19 yang kini ditangani oleh Dinkes Kabupaten Semarang, ada yang ditemukan dari pengambiilan sampling dan ada yang diketahui saat akan pulang setelah berkunjung di Kabupaten Semarang. Saat akan pulang melakukan tes swab hasilnya diketahui positif.
Guna menyikapi agar tidak terjadi lonjakan kasus, Dinkes Kabupaten Semarang yang utama berusaha agar pasien yang positif ditangani dengan baik agar tidak terjadi keparahan. Yakni dilakukan langkah- langkah treatmen dan mengembalikan imunitasnya agar menjadi kuat. “Bolehlah dia positif, tetapi tidak menunjukkan gejala apa- apa,” tambahnya.
Kemudian lanjut Syaiful, antisipasi kalau yang bersangkutan mengalami gejala sakit dan harus masuk rumah sakit maka Dinkes kabupaten semarang sudah menyiapkan sarana dan prasarana penanganan di rumah sakit, berupa kamar isolasi, seperti di Rumah Sakit Gunawan mangun Kusumo (RSGM), RS Ken Saras dan RSUD Ungaran.
Tetapi rumah sakit merupakan upaya terakhir dan kalau memang kondisi pasien harus masuk rumah sakit. Sebab kalau langsung masuk rumah sakit dikhawatirkan bisa terjadi lonjakan Bed Occupancy Rate (BOR) yang signifikan, seperti halnya yang terjadi di bulan Juni dan Juli 2021 lalu.
Maka untuk penekanan kepada masyarakat tetap patuhi dan disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Demikian halnya, masyarakat yang sudah bisa vaksin, diimbau untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat agar mendapatkan vaksinasi. Terutama booster yang saat ini baru akan mencapai 5 persen.
Karena kalau vaksinasi dosis pertama di Kabupaten semarang sudah mencapai 96 persen. Artinya, untuk vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Semarang relatif sudah merata dan kekebalan dalam kelompok juga sudah terbentuk. “Tetapi kita tidak bisa menghindari karena yang terkonfirmasi positif kebanyakan adalah pendatang,” tegasnya.