REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang menetapkan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter di pasar tradisional pada Rabu (26/1), belum berjalan secara merata, termasuk di Kota Bogor. Sejumlah pedagang di pasar tradisional masih menetapkan harga minyak goreng senilai Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter.
Kepala Dinas Perdagangan, Industri dan KUKM Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengatakan, kebijakan satu harga untuk minyak goreng dari pemerintah pusat hanya untuk di ritel saja. Dimana pada Rabu pekan lalu, harga minyak goreng di toko ritel modern sudah serentak seharga Rp 14 ribu per liter.
“Kalau untuk di pasar tradisional, kami nggak bisa memaksa dan menekan harga pasar. Kalau harga ritel sudah Rp 14 ribu, pasti di bawah itu ya,” kata Ganjar dikonfirmasi, Rabu (26/1).
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), Muzakkir mengatakan, harga minyak goreng di pasar-pasar Kota Bogor masih berada di angka Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per liter. “Di pasar tradisional per hari ini masih kisaran 18 ribu sampai Rp 20 ribu per liter,” kata Muzakkir.
Salah seorang pemilik toko sembako di Pasar Induk Jambu Dua, Kecamatan Bogor Utara, Iman (38 tahun) masih menjual minyak goreng seharga Rp 18 ribu per liter. Ia pun belum mendapat informasi dari distributor terkait harga modal minyak goreng murah.
Hingga saat ini, dia masih memasok minyak goreng dengan harga modal di atas Rp 14 ribu per liter. Sehingga ia belum dapat menjual minyak goreng seharga yang ditentukan Kemendag. “Setiap hari masuk, cuma harga belum subsidi. Belum bisa jual yang harga Rp 14 ribu,” kata Iman.
Pedagang sembako di Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Wiwi (35) juga mengatakan, pedagang di Pasar Bogor belum memberlakukan minyak goreng satu harga. “Belum berlaku disini kalau anjuran dari pemerintah. Rata-rata disini masih jual harga 20 ribu per liter dan Rp 40 ribu per dua liternya,” kata Wiwi.
Alasan harga minyak goreng masih Rp 20 ribu per liter karena stok yang dijualnya saat ini masih menggunakan stok dengan harga modal yang tinggi, sekitar Rp 18 ribu per liter.
“Karena belinya waktu modal yang masih mahal, kecuali beli modalnya pas udah murah baru saya ngikutin harga yang murah, saya beli Rp 18 ribu lebih itu,” ucapnya.
Wiwi pun berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk membantu pedagang kecil sepertinya, dalam hal ini agar stok minyak goreng yang dibelinya dengan harga modal Rp 18 ribu bisa laku terjual. “Iya rugi kalau dijual murah. Stok saya juga masih banyak di sini. Mau enggak mau habisin stok ini dulu,” ujarnya.