Rabu 26 Jan 2022 19:38 WIB

Sagitarius A, Lubang Hitam Raksasa di Jantung Bima Sakti yang Menantang Astronom

Astrofisikawan tak mampu menjelaskan kenapa G2 tak ditelan oleh raksa lubang hitam.

Rep: antariksa/ Red: Partner
.
Foto: network /antariksa
.

Ilustrasi lubang hitam supermasif dengan massa jutaan hingga miliaran kali matahari. Lubang hitam supermasif adalah objek yang sangat padat yang terkubur di jantung galaksi (NASA).
Ilustrasi lubang hitam supermasif dengan massa jutaan hingga miliaran kali matahari. Lubang hitam supermasif adalah objek yang sangat padat yang terkubur di jantung galaksi (NASA).

ANTARIKSA - Sistem tata surya kita berada dalam galaksi Milky Way atau galaksi Bima Sakti. Sementara, para astronom menyatakan adanya raksasa gelap, lubang hitam supermasif berukuran 4,3 juta kali lebih besar dari matahari yang meliuk-liuk di pusat Bima Sakti. Tak usah panik, penemuan mendebarkan ini masih manjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.

Sagitarius A, nama raksasa hitam itu, ditemukan dengan mengukur kecepatan empat bintang jauh di sekitar si lubang hitam. Pergerakan bintang-bintang menunjukkan ada massa di pusat galaksi yang hampir didominasi materi Sagitarius A. Hanya menyisakan sedikit ruang untuk bintang, lubang hitam lainnya, debu dan gas antarbintang, atau materi gelap.

"Observatorium Gemini terus memberikan wawasan baru tentang sifat galaksi kita dan lubang hitam besar di pusatnya," kata Martin Still, anggota program Gemini di National Science Foundation (NSF) AS, seperti dilansir Phys.org, awal pekan ini. Menurut dia, pengembangan instrumen lebih lanjut selama dekade berikutnya akan menunjukan karakter asli alam semesta yang sudah dimulai oleh Gemini.

Empat bintang jauh mengorbit lubang hitam 4,3 juta kali lebih besar dari matahari. Gambar: Observatorium Gemini Internasional /NOIRLab /NSF/AURA
Empat bintang jauh mengorbit lubang hitam 4,3 juta kali lebih besar dari matahari. Gambar: Observatorium Gemini Internasional /NOIRLab /NSF/AURA

Tim melakukan penelitian di Gemini North di Hawaii, bagian dari Observatorium Gemini internasional, sebuah program NOIRLab yang didanai oleh NSF. Observasi melibatkan spektroskopi (mempelajari interaksi antara cahaya dan materi) dari Gemini Near Infrared Spectrograph yang mengukur kecepatan bintang. Kemudian, menggunakan instrumen SINFONI pada European Southern Observatory's Very Large Telescope Interferometer untuk memetakan pergerakan bintang-bintang. Menggunakan data dari pengamatan mereka, tim menyimpulkan bahwa Sagitarius A mengandung 99,9 persen massa di pusat galaksi.