REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) meminta Bank Indonesia untuk mengakhiri pembiayaan anggaran pemerintah pada tahun ini. Hal ini sejalan komitmen Bank Indonesia dan pemerintah untuk melakukan burden sharing melalui surat keputusan bersama (SKB) III pelaksanaan pembiayaan defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2021 sampai 2022.
Assistant Director Western Hemisphere Department IMF, Cheng Hoon Lim, meminta Bank Indonesia membatasi pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar primer pada tahun ini.
“Kami mendukung komitmen pihak berwenang keluar dari pembiayaan anggaran sesuai target akhir 2022, dan merekomendasikan untuk membatasi pembelian di pasar primer lebih lanjut di bawah mekanisme pasar tahun ini, untuk periode disfungsi pasar yang parah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (26/1/2022)
IMF juga mengapresiasi Bank Indonesia yang secara bertahap akan mengurangi kelebihan likuiditas perbankan pada tahun ini meskipun risiko kenaikan inflasi masih tetap ada. "Jika dihadapkan pada spillover (limpahan) kebijakan moneter yang merugikan, BI harus menjaga ruang kebijakan moneter dengan memberikan fleksibilitas nilai tukar yang lebih besar," ucapnya.
Secara umum, IMF memprediksi laju inflasi Indonesia akan meningkat di tahun ini. Meski demikian, kenaikan inflasi Indonesia dinilai lebih rendah dibandingkan negara berkembang lainnya.
“Inflasi yang masih lebih rendah dibandingkan negara berkembang dan negara maju lainnya, memungkinkan Bank Indonesia untuk mendukung pemulihan melalui kebijakan yang akomodatif. Inflasi diperkirakan meningkat secara bertahap dalam kisaran sasaran inflasi pada 2022," ucapnya.
Sepanjang 2021, Bank Indonesia telah melakukan pembelian SBN pendanaan APBN 2021 sebesar Rp 358,32 triliun yang terdiri dari pembelian di pasar perdana sebesar Rp 143,32 triliun dan private placement sebesar Rp 215 triliun.
Pada awal tahun ini sampai 18 Januari 2022, Bank Indonesia telah melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebesar Rp 2,20 triliun. Pada tahun ini, Bank Indonesia juga akan melakukan normalisasi kebijakan likuiditas, dengan tetap memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN pembiayaan APBN.