REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan persetujuan penarikan para diplomat dan staf perwakilannya di China. Langkah itu dipertimbangkan AS terkait situasi pandemi Covid-19 di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian sangat prihatin dan kecewa dengan adanya laporan itu. Menurutnya China tidak diragukan lagi sebagai negara teraman di dunia dari risiko paparan infeksi Covid-19. "Logika AS susah dipahami," ujarnya dalam pengarahan pers rutin di Beijing, Rabu (26/1/2022).
Zhao berharap AS dapat mematuhi regulasi antipandemi Covid-19 yang dikeluarkan oleh China. Dengan mengutip Reuters, media China menurunkan laporan tentang keinginan para diplomat AS dan keluarganya bisa meninggalkan China karena ketidakmampuan pemerintah AS mencegah otoritas China melakukan tindakan antipandemi yang dianggap mengganggu mereka.
Namun menurut Zhao, ketatnya tindakan pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah itu sangat efektif dalam melindungi warga negara asing di China. "Tindakan ini relevan dengan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina tentang Hubungan Kekonsuleran sehingga bisa memberikan kenyamanan kepada personel diplomatik dan kekonsuleran," katanya.