Rabu 26 Jan 2022 21:45 WIB

Kremlin: Sanksi Barat tidak akan 'Melukai' Putin

Sanksi Barat tak akan melukai Putin tapi akan merusak politik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Alexei Nikolsky
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Rabu (26/1/2022) memperingatkan kepada negara Barat bahwa, menjatuhkan sanksi kepada Presiden Vladimir Putin secara pribadi tidak akan merugikannya tetapi akan merusak politik. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, anggota Kongres dan senator Amerika Serikat yang berencana menjatuhkan sanksi pribadi terhadap para pemimpin tinggi Rusia tidak mengetahui fakta bahwa mereka secara hukum dilarang memegang aset, properti, dan rekening bank di luar negeri.

"Sanksi individu terhadap Putin tidak menyakitkan (tetapi) merusak secara politik," kata Peskov.

Baca Juga

Peskov  mengatakan, menjatuhkan sanksi sama dengan memutuskan hubungan diplomatik. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden akan mempertimbangkan langkah untuk menjatuhkan sanksi yang merugikan Putin jika Rusia menginvasi Ukraina.

Biden pada Selasa (25/1/2022) mengatakan, rencana menjatuhkan sanksi pribadi terhadap Putin merupakan langkah yang jarang terjadi. Ini merupakan bagian dari upaya bersama Amerika Serikat dan sekutunya untuk meyakinkan Moskow bahwa, setiap agresi baru terhadap Ukraina akan menimbulkan kerugian besar.

Sekutu Barat telah mengancam sanksi ekonomi terhadap Rusia jika menyerang Ukraina. Amerika Serikat telah berbicara dengan negara dan perusahaan penghasil energi utama di seluruh dunia mengenai kemungkinan pengalihan pasokan ke Eropa, jika Rusia menginvasi Ukraina.

Sekitar sepertiga pasokan gas Uni Eropa disuplai dari pada Rusia. Setiap gangguan pada impor Rusia akan memperburuk krisis energi yang disebabkan oleh kelangkaan.

Para pejabat Rusia telah berulang kali membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina. Tetapi di sisi lain, Kremlin telah mengerahkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Negara Barat mengatakan, pengerahan pasukan tersebut adalah persiapan untuk perang dan mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi keamanan NATO. Gedung Putih menekankan setiap langkah militer Rusia ke Ukraina akan menimbulkan tanggapan keras.

"Jika ada pasukan militer Rusia bergerak melintasi perbatasan Ukraina, itu adalah invasi baru, dan itu akan ditanggapi dengan tanggapan cepat, keras, dan bersatu dari Amerika Serikat dan sekutu kami," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Psaki mengatakan, serangan siber dan taktik paramiliter oleh Rusia akan dibalas dengan tanggapan yang tegas, timbal balik, dan bersatu. Partai Republik menyatakan keprihatinan tentang pernyataan Biden.

"Setiap serangan oleh militer Rusia ke Ukraina harus dilihat sebagai serangan besar karena akan mengacaukan Ukraina dan negara-negara yang mencintai kebebasan di Eropa Timur," kata Senator dari Partai Republik, Rob Portman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement