Kamis 27 Jan 2022 00:28 WIB

Eric Clapton Yakin Banget Masyarakat Mau Divaksinasi Akibat Terhipnotis

Gitaris legendaris Eric Clapton telah mendapatkan vaksin Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah, Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Gitaris legendaris yang antivaksin Covid-19, Eric Clapton, merilis lagu This Has Gotta Stop.
Foto: EPA
Gitaris legendaris yang antivaksin Covid-19, Eric Clapton, merilis lagu This Has Gotta Stop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gitaris legendaris Eric Clapton kembali menyuarakan pandangannya yang anti terhadap vaksinasi Covid-19. Kali ini, warga Inggris berusia 76 tahun itu menyatakan keyakinannya bahwa masyarakat menjadi bersedia untuk divaksinasi setelah terhipnotis.

Clapton mengambil pandangan psikolog Belgia Mattias Desmet sebagai rujukan. Menurut Desmet, ada pesan-pesan yang disampaikan untuk memengaruhi alam bawah sadar masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19.

Baca Juga

Teori ini pada dasarnya merujuk pada semacam pengendalian pikiran masyarakat untuk memungkinkan para pemimpin yang tidak bermoral dengan mudah memanipulasi populasi. Contohnya, agar masyarakat mau menerima vaksin atau memakai masker.

"Kemudian saya mulai menyadari bahwa memang ada memo, dan seorang pria, Mattias Desmet (profesor psikologi klinis di Ghent University di Belgia), membicarakannya," ujar Clapton dalam wawancaranya di kanal Youtube Real Music Observer, dilansir New York Post, Rabu (26/1/2022).

Sejak saat itu, Clapton mengatakan bahwa dia menyadari dan mengamini tentang teori hipnosis pengarahan massa tersebut. Mantan gitaris Cream ini juga berbicara tentang usahanya dengan sesama penulis lagu Inggris Van Morrison untuk berbicara atas nama artis lain dalam menentang persyaratan vaksin.

Sikap antivaksinasi Clapton muncul setelah ia menjalani dua dosis vaksinasi Covid-19 AstraZeneca pada 2021. Pelantun "Tears In Heaven" ini merasa ditipu oleh perusahaan pengembang vaksin.

Menurut Clapton, perusahaan vaksin melancarkan propaganda yang mengabarkan bahwa vaksin aman untuk semua orang. Hal itu memengaruhi alam bawah sadar sehingga orang mau mendapatkan suntikan vaksin.

"Apa pun memo itu, itu tidak membuat saya terpengaruh," kata Clapton mengacu pada teori konspirasi psikosis pembentukan massa yang mendapatkan daya tarik pada 2021 sebagai bagian dari propaganda antivaksin.

Dalam wawancara terdahulu, Clapton mengaku mengalami efek samping yang parah selama 10 hari setelah divaksinasi dan risiko itu tidak diinformasikan kepadanya sebelum penyuntikan. Saking parahnya, ia bahkan sampai merasa tidak mungkin bisa bermain gitar lagi.

Kini, setelah blak-blakan menolak vaksinasi Covid-19, Clapton menyebut bahwa karier musiknya hampir tamat. Ia tak bisa manggung karena menentang kebijakan yang mensyaratkan agar penonton wajib divaksinasi.

"Karier saya hampir hilang. Pada titik di mana saya berbicara, sudah hampir 18 bulan sejak saya pensiun secara paksa," kata dia ketika anjuran jarak sosial karena pandemi meniadakan pertunjukan langsung selama berbulan-bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement