REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi terbaru Amerika Serikat menemukan varian SARS-CoV-2 varian omicron menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibandingkan delta. Infeksi varian baru dari virus penyebab Covid-19 itu menyebabkan masa rawat inap yang lebih pendek, lebih sedikit kebutuhan untuk perawatan intensif, dan sedikit angka kematian.
Persoalannya, varian omicron yang sudah menyebar cepat mengakibatkan rekor jumlah infeksi dan rawat inap hingga membebani sistem perawatan kesehatan AS. Namun, presentase pasien rawat inap yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) selama gelombang omicron saat ini berkurang.
Berdasarkan studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Morbidity and Mortality Weekly, jumlah pasien 26 persen lebih rendah dibandingkan selama gelombang delta. Hasil studi tersebut diterbitkan pada Selasa (25/1/2022).
Tingkat keparahan penyakit Covid-19 yang lebih rendah ini kemungkinan terkait beberapa hal. Cakupan vaksinasi yang lebih tinggi, penggunaan booster, dan infeksi sebelumnya yang memberikan perlindungan kekebalan disebut turut memengaruhi.