Kamis 27 Jan 2022 04:29 WIB

Kadin Ungkap Tiga Isu Prioritas Pertemuan Presidensi B20

Kadin sebut Forum B20 akan mengambil tema kemajuan inovatif, inklusif dan kolaboratif

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengendara motor melintas di depan logo Presidensi G20 Indonesia 2022 di Bundaran HI, Jakarta. Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid yang juga Penanggung Jawab Presidensi B20, forum B20 Indonesia 2022 mengambil tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif yang sejalan dengan G20.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pengendara motor melintas di depan logo Presidensi G20 Indonesia 2022 di Bundaran HI, Jakarta. Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid yang juga Penanggung Jawab Presidensi B20, forum B20 Indonesia 2022 mengambil tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif yang sejalan dengan G20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menandai dimulainya Presidensi B20 Indonesia Summit 2022 secara formal dan publik, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai penyelenggara akan mengadakan pertemuan pendahuluan atau B20 Inception Meeting dengan semua delegasi anggota G20 di Jakarta, 27 hingga 28 Januari 2022.

Pertemuan perdana B20 Indonesia 2022 akan dihadiri oleh 1.500 peserta dari negara-negara anggota G20 yang terdiri dari para pemimpin bisnis, pejabat tinggi pemerintah, asosiasi bisnis dan akan diisi oleh beberapa pembicara utama yang membahas isu-isu prioritas paling mendesak dari agenda ekonomi global.

Baca Juga

Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid yang juga Penanggung Jawab Presidensi B20, forum B20 Indonesia 2022 mengambil tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif yang sejalan dengan G20. 

“Tujuannya mengarah pada stimulus pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi semua negara, melalui forum bersama dengan komunitas bisnis internasional yang akan merekomendasikan kertas kebijakan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (26/1/2022).

Menurutnya ada tiga isu prioritas yakni melanjutkan pemulihan dan pertumbuhan kolaboratif dengan memfasilitasi kerja sama lintas batas untuk bersama-sama pulih lebih kuat, lalu meningkatkan ekonomi global yang inovatif dengan memanfaatkan potensi kemajuan teknologi dan kreativitas yang pesat serta menempa masa depan yang inklusif dan berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan dan UMKM serta melestarikan bumi layak huni.

Dalam acara Inception Meeting B20, Presiden Jokowi dijadwalkan hadir untuk membuka acara ini sekaligus memberikan arahan mengenai tiga isu prioritas yang harus dibawa di B20, yakni Global Health Architecture, Digital Transformation dan Energi Transition. Harapan presiden, melalui penguasaan pada ketiga aspek tersebut maka visi besar membawa bangsa Indonesia menjadi ekonomi terbesar ke-7 dunia pada tahun 2030 akan terwujud.

“Pemerintah menginginkan Forum B20 sebagai titik lompatan Indonesia keluar dari krisis ekonomi. Pasalnya, forum ini akan mempertemukan pemimpin bisnis perusahaan multinasional, organisasi dan komunitas bisnis dari seluruh negara anggota G20 yang akan memberikan rumusan dan masukan mengenai pemulihan ekonomi di masa pandemi,” ucapnya.

Salah satu hal penting dari Inception Meeting B20 Indonesia 2022 yakni hadirnya petinggi dan delegasi dari negara G20 yang memberikan pandangan serta insight segar mengenai rekomendasi atau kebijakan-kebijakan apa saja yang mesti diambil dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Ketua Umum dan WKU Koordinator Maritim, Investasi dan Luar Negeri sekaligus Ketua Penyelenggara B20 Shinta Kamdani menambahkan beberapa petinggi delegasi yang akan hadir menjadi pembicara kunci diantaranya mantan Perdana Menteri Inggris yang juga Ketua Eksekutif Institut Tony Blair terhadap Perubahan Global, Tony Blair serta Profesor Klaus Schwab, Pendiri sekaligus Ketua Eksekutif World Economic Forum.

Tony Blair akan membahas hal penting seputar kesehatan global untuk mengakhiri pandemi saat ini dan bagaimana upaya bersama untuk mencegah munculnya pandemi di masa yang akan datang. Sementara Prof Klaus akan membahas mengenai peran penting kolaborasi dan inovasi berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi problem-problem dunia.

Shinta meyakini petinggi bisnis dari perusahaan multinasional raksasa ini akan memberikan pandangan mengenai kolaborasi, inovasi dan teknologi apa yang dimungkinkan dapat digunakan untuk membantu dunia tumbuh pasca pandemi serta langkah-langkah yang dapat diambil bisnis untuk menjaga planet ini tetap layak huni termasuk dalam sektor energi ramah lingkungan.

“Kadin Indonesia berharap forum ini akan melahirkan gagasan yang dapat diaktualisasikan menjadi regulasi dan investasi konkrit. Tentunya untuk mencapai itu, komunitas bisnis atau pengusaha perlu bekerja sama dengan publik (pemerintah) dalam merealisasikan proyek investasi berskala besar untuk memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat dan negara,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement