Tiga Hamzah, Kunci Sukses Pemilik Geprek Group

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq

Pemilik Geprek Group sekaligus alumnus UMM, Kusnadi Ikhwani.
Pemilik Geprek Group sekaligus alumnus UMM, Kusnadi Ikhwani. | Foto: dok. Humas UMM

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga hamzah merupakan salah satu kunci sukses yang harus dimiliki manusia. Ketiga Hamzah yang dimaksud antara lain amanah, uswah hasanah, dan amal.

Ketiganya menjadi modal untuk mengarungi kerasnya zaman dan mendapatkan kesempatan. Hal itu disampaikan pemilik Geprek Group sekaligus alumnus UMM yang didapuk memberikan motivasi, Kusnadi Ikhwani. Paparan diberikan pada gelaran wisuda ke-102 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (25/1).

Kusnadi mengawali motivasinya dengan cerita perjalanan usaha. Dia mengawali karir sebagai konsultan di berbagai perusahaan lalu akhirnya berhenti dan memulai usaha di awal 2000an. Kusnadi mulai berjualan nasi goreng, mi ayam, bakso, hingga es rumput dan berharap bisa menemukan peluang mendapatkan rezeki lebih.

Ia percaya di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Pada akhirnya, dia pulang dan memulai berjualan ayam geprek pada 2010 serta menjadi ayam geprek pertama di Indonesia. "Alhamdulillah sampai saat ini Geprek Group telah memiliki 38 cabang di berbagai kota serta lebih dari 400 karyawan,” ungkapnya.

Pria yang juga menjadi Dewan Pengawas Lazismu Sragen ini juga memberikan resep untuk menjadi pribadi yang sukses. Langkah ini harus diawali dengan sikap visioner yang akan memberikan inovasi bagi masyarakat.

Kusnadi sempat menjadi pengurus Masjid Al-Falah bersama rekan-rekannya. Kini masjid yang berada di Sragen tersebut telah menjadi masjid percontohan nasional dengan berbagai fasilitasnya.

Kemudian adapula sikap birul walidain dan senantiasa membaca Alquran. Menurutnya, semua hal yang dilakukan harus diawali komunikasi dengan Tuhan. Dengan begitu, segala urusan bisa dimudahkan dan dilancarkan. Adapula sikap STW, yakni salat tepat waktu diiringi dengan inspiring.

“Inspiring adalah kepanjangan dari infak pagi dan sering-sering. Ketika berinfak, para malaikat di waktu pagi akan mendoakan kita  agar dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT. Terakhir yakni semua hal yang dikonsumsi harus halal. Karena dengan yang modal yang halal, jalan yang halal, dan konsumsi yang halal, akan memberikan hasil yang halal dan berkah pula,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan mengingatkan para wisudawan  bukan lagi seorang mahasiswa, namun sudah menjadi sarjana. Perubahan status ini sekaligus memberi wisudawan tanggung jawab sosial dan keagamaan. Menurutnya, tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali menunjukkan diri sebagai uswah khasanah di manapun dan kapanpun.

Rasa percaya diri, komitmen kuat dan bertanggung jawab merupakan sikap yang harus senantiasa dipelihara. Fauzan mendorong para wisudawan untuk menyadari bahwa mereka termasuk sarjana yang dilahirkan oleh universitas yang memiliki reputasi internasional. Hal ini membuat mereka tidak hanya dilihat dari segi kompetensi tapi juga universitas yang telah meluluskannya.

“Mulai saat ini saudara sudah tidak boleh lagi berpangku tangan dan menunggu. Namun harus menjadi inisiator untuk memulai dan mengeksekusi tindakan-tindakan yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Cerita Alumnus UMM Berpetualang ke Berbagai Negara

Perjuangan Alumni Komunikasi UMM Rebut “Ruang Gelap” di Aceh

Alumnus UMM Ini Ingin Aktif di Muhammadiyah Jerman Raya

Malik Fadjar: Ijazah Bisa Basah dan Terbakar, tapi Karakter takkan Lebur

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark