REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Inggris sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan ratusan tentara ke kawasan Eropa Timur dalam menghadapi kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina. Demikian diberitakan The Telegraph yang mengutip beberapa sumber, Rabu (26/1).
Sumber-sumber pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa diskusi yang sangat berkembang sedang berlangsung setelah laporan muncul dari Washington bahwa Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang membahas upaya memperkuat kehadiran militer mereka di Eropa sisi timur.
"Pengumuman resmi itu diperkirakan akan disampaikan paling cepat pada Kamis tentang pengerahan baru kelompok-kelompok kecil pasukan dari negara-negara NATO," tulis laporan media itu.
Kantor berita Xinhua menyebut, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/1) mengumumkan bahwa sekitar 8.500 tentara AS telah disiagakan untuk kemungkinan pengerahan seiring meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina. Namun, sejauh ini belum ada keputusan tentang pengerahan resmi pasukan AS yang disiagakan itu.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS John Kirby mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa penempatan pasukan AS dalam keadaan siaga tingkat tinggi adalah demi memastikan AS akan siap merespons sebuah kemungkinan keputusan NATO untuk pengerahan 40 ribu tentara.
Pengerahan pasukan AS itu merupakan tindakan secara multinasional yang dikenal sebagai NATO Response Force (NRF) yang dapat memberi dukungan dalam waktu singkat.
Kirby mengatakan bahwa perintah untuk menyiagakan pasukan tersebut datang dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin atas arahan Presiden Joe Biden. Hal itu membuktikan betapa seriusnya Amerika Serikat melaksanakan komitmen untuk NATO dan komitmen pertahanan kolektif aliansi itu.
"Seluruhnya, jumlah pasukan yang ditempatkan menteri pertahanan dalam siaga tinggi mencapai sekitar 8.500 personel," ujar Kirby.